Suara.com - Salah satu pendiri relawan Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas mengaku, tidak tahu hasil dari festival bazar makanan yang digelar Warga Negara Indonesia (WNI) di Singapura. Apakah nantinya akan disalurkan untuk pendanaan pencalonan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang maju di Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang atau seperti apa. Meski dirinya dan rekannya Richard Handris Saerang tidak bisa menghadiri karena ditahan pihak Imigrasi Singapura, namun acara tersebut tetap digelar.
"Saya kurang tahu ya (dana untuk apa). Tapi sejauh ini teman dari Singapura itu baru ngumpulin KTP aja. Selebihnya aja mungkin parsial aja, beli merchandise dibuat acara kolektif gitu," kata Amalia saat menggelar jumpa pers di Sekretariat Teman Ahok, Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu (5/6/2015).
Amalia yang menjadi Juru Bicara Teman Ahok juga mengatakan, jika pihak panitia telah mengubah tema acara tersebut karena mendapat teguran dari pemerintah Singapura. Dalam aturan negara tersebut, warga asing dilarang untuk menggelar acara yang berkaitan dengan agenda politik.
"Ada tendensi kita mau ngomong di publik dan ada kalimat ajakan terus pujian ke satu orang, mending itu ditiadakan saja dari pada ada masalah di belakang. Sebetulnya itu wujud kita mengakomodir kepentingan pemerintah setempat," ujarnya.
Meski tidak dihadiri relawan Teman Ahok dan tema acara diubah, namun acara tersebut tetap banyak dihadiri WNI yang ditinggal di Singapura. Para undangan yang hadir, kata Amalia sangat antusias untuk mengetahui perkembangan yang ada di Jakarta.
"Mereka eksited banget, perubahan di Jakarta kaya apa," katanya.
Sebelumnya, dua relawan Teman Ahok, Amalia dan Richard ditahan imigrasi Singapura, Sabtu (4/5/2016) kemarin. Penahanan itu dilakukan karena mereka dicurigai melakukan aktivitas politik di sana. Namun, keduanya ditahan saat baru tiba di Bandara Changi, Singapura. Setalah diintrograsi, Amalia dan Richard ditahan selama 12 jam di ruang isolasi. Setelah negosiasi dari KBRI Singapura dan Teman Ahok, akhirnya pihak imigrasi Singapura membebaskan dan memulangkan keduanya ke Indonesia.