Suara.com - Gunung Kerinci yang berada di kawasan Provinsi Jambi masih mengeluarkan asap tebal. Sebelumnya di provinsi yang dipimpin Zumi Zola itu diguncang gempa 6,5 SR.
Sampai Sabtu (4/6/2016) malam, aktivitas Gunung Kerinci meningkat dibandingkan selebelumnya. Sejak Jumat (3/6/2016) hingga sekarang teramati asap kelabu tinggi asap lebih kurang 400-500 meter dengan tekanan kuat condong ke arah timur dan barat.
Kondisi seismisitas berdasarkan pos pengamatan Gunung Kerinci PVMBG, tremor menerus dengan amplitude 0,5 – 2 mm dominan 1 mm. Amplitudo tersebut tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan letusan Gunung Bromo atau Gunung Raung yang mencapai sekitar 30 mm.
“Artinya letusan yang terjadi tidak terlalu besar dan mengkhawatirkan,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Sabtu malam.
Letusan Gunung Kerinci menyebabkan hujan abu tipis di Desa Sungai Sikai dan Desa Tangkil Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi dengan ketebalan sekitar 0,01 – 0,05 mm. Letusan berlangsung puluhan kali dan menerus.
Tidak ada peningkatan status gunung. Status gunung tetap Waspada (level II). Status Waspada ini ditetapkan sejak 2007 lalu hingga sekarang.
Rekomendasi dari PVMBG adalah masyarakat di sekitar Gunung Kerinci dan pengunjung atau wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah yang ada di puncak Gunung Kerinci dalam radius 3 km dari puncak kawah aktif. Masyakat juga dilarang beraktifitas dalam radius bahaya atau kawasan rawan bencana (KRB) III.
Mengingat Gunung Kerinci adalah gunung tertinggi di Sumatera (3.805 m dpal) maka sebaiknya jalur penerbangan di sekitar Gunung Kerinci dihindari karena sewaktu-waktu masih dapat terjadi abu dengan ketinggian yang dapat mengganggu jalur terbang.
“Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang,” kata dia lagi.
Sampai saat ini belum perlu ada pengungsian karena zona merah yanga ditetapkan di dalam radius 3 km. Sementara permukiman terdekat berada sekitar 8 km dari puncak kawah. Masyarakat tetap aman dan dapat melakukan aktivitas sehari-sehari.