Hendra/Ahsan Takluk, Wakil Indonesia Tak Tersisa di Ganda Putra

Rizki Nurmansyah Suara.Com
Kamis, 02 Juni 2016 | 22:40 WIB
Hendra/Ahsan Takluk, Wakil Indonesia Tak Tersisa di Ganda Putra
Pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan tersingkir di babak kedua Indonesia Open Super Series Premier 2016 [Humas PBSI]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Satu per satu wakil Indonesia mulai berguguran hingga tak ada lagi yang tersisa di sektor ganda putra Indonesia Open Super Series Premier 2016. Pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan jadi wakil Merah Putih terakhir yang kandas di turnamen berhadiah total 900 ribu dolar AS (sekitar Rp12,2 miliar) ini.

Peringkat dua dunia ini takluk dari wakil Denmark, Mads Conrad-Petersen/Mads Pieler Kolding, di babak kedua, Kamis (2/6/2016), setelah bertarung selama tiga game, 21-19, 13-21, 18-21.

Selepas merebut game pertama 21-19, Hendra/Ahsan banyak melakukan kesalahan sendiri dengan bola-bola keluar lapangan dan membentur net pada game kedua. Hendra/Ahsan tertinggal 1-8, 3-11, 6-14, 7-16, hingga kehilangan game kedua 13-21.

Pengembalian Hendra/Ahsan atas serangan dan servis Petersen/Kolding juga memperpuruk penampilan mereka pada game ketiga. Walaupun sempat unggul 6-4, 9-7, 11-8, duo Mads berhasil mengembalikan kedudukan 14-11, 15-12, 18-15, hingga akhirnya menang 21-18.

"Permainan kami memang tidak sesuai harapan. Tapi, kami tetap memandang positif karena masih ada turnamen Australia Open nanti," kata Hendra selepas pertandingan.

Hendra mengaku permainannya bersama Ahsan banyak melakukan kesalahan dengan bola-bola mati, selain lawan punya penampilan yang lebih baik dibanding saat final Piala Thomas 2016 di Kunshan, Cina, beberapa waktu lalu.

"Kami banyak menaikkan bola dan tekanan ke lawan kurang. Tentu target kami adalah juara, tapi kami memang tidak dapat selalu menang dalam setiap turnamen. Mungkin, kali ini giliran pemain-pemain muda menjadi juara di rumah mereka," kata Hendra.

Ahsan menambahkan permainan lawan lebih berani kali ini dibanding saat final Piala Thomas 2016.

"Mereka lebih sering mendahului untuk menyerang dan kami kurang berani. Kualitas servis mereka juga lebih baik," kata Ahsan.

Sementara itu, Kolding mengakui kemenangannya atas Hendra/Ahsan dilatarbelakangi permainan servis serta kepercayaan diri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI