Suara.com - Pelaksanaan operasi pasar beras hari pertama dan kedua di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, sepi pembeli. Sebab kurangnya sosialisasi dan persiapan dari Perum Bulog Sub-Divisi Regional Tulungagung.
"Kami akui memang persiapan kurang sehingga OP hari pertama tidak optimal," kata Kepala Bulog Sub-Divre Tulungagung Budi Cahyanto, Sabtu (28/5/2016).
Seharusnya operasi pasar baru lakukan mulai 1 Juni atau Rabu pekan depan. Namun karena muncul instruksi Gubernur Jatim untuk menggelar OP terhitung mulai Jumat (27/5/2016), Budi mengatakan Bulog mempercepat pelaksanaan operasi pasar meski persiapan belum matang.
"Daerah lainnya baru melaksanakan pada Rabu mendatang, dan baru di Jawa Timur yang mendahului melaksanaan OP lebih awal," ujarnya.
Selain sosialisasi kepada masyarakat minim, kata Budi, beberapa alat sosialisasi atau pengumuman pelaksanaan operasi pasar seperti spanduk atau banner belum tersedia di lokasi OP di Pasar Ngemplak.
Bulog juga hanya menyediakan beras dengan harga di bawah pasar sementara kebutuhan gula putih belum disediakan oleh Bulog, aku Budi Cahyanto.
"Sebenarnya hari ini gula pasir sudah datang. Namun kami perlu mengemasnya dengan berat satu kilogram sehingga baru bisa dijual pada OP hari Minggu," ujarnya.
Sejumlah warga atau konsumen yang berbelanja di Pasar Ngemplak mengaku tahu ada lapak baru penjualan sembako untuk komoditas beras.
Namun rata-rata mereka mengaku tidak tahu jika lapak beras baru yang ditaruh di atas pikap dan truk itu adalah operasi pasar.
"Kami tidak tahu jika ada OP, sebab tidak ada tulisannya dan saya telanjur beli beras seharga Rp9 ribu per kilogram," kata Suharyanti, salah satu pembeli di Pasar Ngemplak.