Suara.com - Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menerima perwakilan guru bantu yang demonstrasi di depan kantor Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (26/5/2016).
Mereka meminta Ahok memecat Kepala Badan Kepegawaian Daerah DKI Agus Suradika karena dianggap tidak adil dalam menyelenggarakan computer asissted test CPNS tahun 2015.
"Pertama dibilang ijazahnya kelas jauh, kuliah di Jakarta tapi induknya di Bandung atau Sukabumi. Lalu, tidak linier (lulusan dengan mata pelajaran). Padahal, ada juga di antara yang ikut tes, yang sama ijazahnya (dengan kami), satu kampus, satu sekolah, satu kelas," kata koordinator guru bantu, Fauzi.
Apa tanggapan Ahok? Ahok malah mendamprat mereka karena dianggap tidak sabaran mengikuti proses tes, apalagi sampai menuntut Agus Suradika dipecat.
"Sekarang logika gini saja deh, saya untungnya apa sih bikin anda nggak bisa tes?" kata Ahok.
"Makanya jangan main tuduh aja nih. Jangan asal ngomong buktinya mana? Terus BKD salah dimana, kan? Saya sih main pecat saja kalau macam-macam," Ahok menambahkan.
Ahok juga meminta para guru bantu untuk membuktikan kemampuan mereka menjadi pendidik yang baik. Ahok meminta mereka jangan hanya bisa menuntut sama dengan orang lain, tapi juga harus punya prestasi.
"Dia bilang orang lain kok bisa, ya buktikan dong, terus bikin selebaran (saya) suruh pecat Suradika. Ya kamu jangan main pecat-pecat dulu, ini buktinya mana gitu lho," kata Ahok.
Ahok punya perhatian khusus kepada guru bantu agar mereka menjadi PNS. Tetapi, katanya, dibutuhkan proses.
"Kita masuk ke sini kita urusin, nah target kita semua guru bantu jadi PNS seperti daerah lain. Tapi kan dia ada proses administrasinya. Beberapa administrasinya tersisa, ada 80 orang atau berapa nggak cocok administrasinya, itu yang tertunda," kata Ahok.