Suara.com - Pemerintah Kabupaten Subang menetapkan daerahnya darurat bencana banjir bandang hingga 7 hari sampai 29 Mei 2016. Di sana fokus utama selama masa tanggap darurat adalah penyelamatan korban, pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi dan perbaikan darurat dari dampak banjir bandang.
Banjir bandang menerjang Kampung Sukamukti, Desa Sukakerti, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat Minggu (22/5/2016) pukul 21 WIB. Bencana itu menewaskan 6 orang, 5 orang luka berat, 2 orang luka ringan, dan 103 KK atau 388 jiwa mengungsi.
Keenam orang yang tewas itu di antaranya 6 orang tewas adalah Parni (50), Eni (45), Nabilah (7), Musa (55), Mae (17) dan Rizal (10). Lima orang korban luka berat adalah Amen (55), Raza (14 bulan), Makmur (47), dan 2 orang masih pendataan. Sedangkan dua orang luka ringan adalah Angga (1) dan seorang dalam pendataan.
Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Nasional, Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan di sana belum terbentuk BPBD Kabupaten. Sehingga penanganan darurat dilakukan Satlak PB Kabupaten Subang yang tidak memiliki fungsi koordinasi, komando dan pelaksana seperti yang dimiliki oleh BPBD.
“Untuk penanganan darurat, BPBD Provinsi Jawa Barat dibantu oleh TNI, POLRI, Basarnas, TAGANA, PMI dan warga melakukan proses evakuasi dan pencarian korban hilang,” kata Sutopo dalam pernyataannya, Selasa (24/5/2016).
BPBD Provinsi Jawa Barat bersama Basarnas, Satlak PB Kab. Subang, TNI, Polri, Tagana, Relawan, PMI, dan Masyarakat melakukan evakuasi korban selamat ke Balai Desa dan korban luka dibawa ke puskesmas terdekat.
Korban meninggal dunia sudah diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan. BPBD Prov. Jabar telah memberikan bantuan sandang dan pangan bagi korban berupa tambahan gizi 120 paket, lauk pauk 120 paket, makanan siap siap saji 120 paket, air mineral 10 dus, selimut 50 lembar. Masyarakat dihimbau untuk waspada.
“Potensi hujan ekstrem masih tinggi. Banjir dan longsor masih mengancam banyak wilayah. Apalagi tahun ini diperkirakan La Nina menguat sehingga kamarau basah,” tutup Sutopo.