Bripka Seladi, Polisi Pemulung Tak Tergoda Suap di Lahan 'Basah'

Suwarjono Suara.Com
Selasa, 24 Mei 2016 | 10:03 WIB
Bripka Seladi, Polisi Pemulung Tak Tergoda Suap di Lahan 'Basah'
Kapolres Kota Malang AKBP Decky Hendarsono dan Brigadir Polisi Kepala Seladi [suara.com/Dian Rosmala]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perawakan dan penampilannya begitu biasa dan sederhana. Namun di balik kesederhanaan dan kebersahajaan itu ada ketegasan luar biasa yang membuat decak kagum dan simpati, khususnya warga yang mengurus SIM di Polres Kota Malang.

Pribadi sederhana dan bersahaja itu, tak lain adalah Brigadir Kepala (Bripka) Seladi, seorang abdi negara yang bertugas di Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Kota Malang. Dengan sabar dan penuh keikhlasan Bripka Seladi mengajari dan menuntun setiap pemohon SIM agar bisa lulus dalam tes praktik menggunakan kendaraan.

Iming-iming "amplop" sebagai tanda terima kasih dari para pemohon yang lulus tes dan mendapatkan SIM atas bimbingannya pun dengan halus ia tolak. Jangankan uang, hanya sekedar ditraktir ngopi pun, Bripka Seladi menolaknya dengan alasan sedang bertugas. Ia tidak ingin pemberian seseorang (pemohon SIM) itu dikait-kaitkan dengan SIM.

Padahal, kalau mau Bripka Seladi bisa saja memanfaatkannya dan "menodong" pemohon serupiah demi serupiah untuk kepentingan dan menambah pundi-pundi kantongnya. Namun, itu tak dilakukannya. Sikapnya yang tulus dan ikhlas itu justru membuat respek masyarakat, tidak hanya para pemohon SIM, tetapi juga masyarakat luas.

Tidak sedikit para pemohon SIM yang telah lulus atas bimbingannya itu berniat memberikan sesuatu sebagai tanda terima kasih. Godaan limpahan materi dari pemohon SIM dan penolakan yang dilakukannya dengan alasan sedang bertugas itu dilakoninya sudah 16 tahun, namun Bripka Seladi tetap pada sikapnya, karena ia berprinsip itu adalah tugas dan kewajibannya sebagai abdi negara.

"Saya mengajari mereka murni agar mereka bisa dan lolos mendapatkan SIM. Bukan untuk saya bisa mendapatkan untung. Kasihan karena mereka sangat membutuhkan SIM itu," kata Seladi.

Tidak hanya kejujuran, ketulusan dan kebersahajaan dalam hidupnya yang membuat Bripka Seladi menjadi buah bibir di antara rekan-rekan seprofesinya di lingkungan Polresta Malang dan di kalangan pemohon SIM maupun warga di sekitar tempat tinggalnya, namun "profesi" sampingan sang Bripka itu, yakni sebagai pemulung sampah. Bahkan, ia kini cukup terkenal karena dalam beberapa hari terakhir ini banyak menerima wawancara dari berbagai media, baik cetak, televisi maupun online.

Bekerja dan mengabdi di Satlantas Polres yang dianggap sebagain orang sebagai "lahan basah" tidak menjadikan Seladi gelap mata. Ia tetap bekerja dengan jujur meski kondisi ekonominya sebagai seorang polisi bisa dibilang masih belum mapan, bahkan kembang-kempis untuk membiayai hidup istri dan ketiga anaknya, serta membayar angsuran bank.

Seladi tetap saja tak tergoda dan tetap taat aturan. Ia tidak menggunakan kesempatan itu untuk menerima uang dari pemohon SIM, meski dirinya masih terbelit utang di bank untuk modal usaha yang nilainya mencapai ratusan juta rupiah.

Dengan modal pinjaman dari bank yang sampai saat ini masih harus diangsur itu, Seladi membuka usaha penjualan bensin eceran, namun usaha yang dirintis itu gagal karena terbakar. Tetapi Seladi tidak menyerah, berbagai jenis usaha dilakoninya untuk menutup kebutuhan sehari-hari, namun usaha itupun juga gagal.

REKOMENDASI

TERKINI