Suara.com - Kericuhan sempat mewarnai aksi demonstrasi di depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi pada Jumat (20/5/2016) kemarin. Menanggapi hal itu, bakal calon Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengeluarkan kecaman.
"Kalau itu saya nggak sepakat, saya sangat tidak sepakat, karena ada perusakan infrastruktur publik dan kalau anarkis seperti itu saya tidak sepakat," kata Sandiaga usai menghadiri milad Forkabi di Masjd Istiqlal, Jakarta Pusat, minggu (22/5/2016).
Menurut dia, tak ada alasan aksi unjuk rasa berakhir anarkis. Meski diatur di dalam Undang-Undang, penyampaian aspirasi harus dengan cara yang santun. "Paling tidak, ada komunikasi dua arah," ujarnya.
Lebih lanjut kata Sandiaga, para peserta aksi unjuk rasa juga harus segera mendapat tanggapan. Hal itu kata dia bisa memperkecil kemungkinan adanya kekisruhan.
"Kita duduk sama-sama, kita bikin forum, bikin paguyuban dan kalau bisa diterima oleh pemerintah," ucapnya.
Aksi unjuk rasa yang terjadi waktu itu digelar untuk mendesak KPK agar segera menahan Ahok terkait kasus suap reklamasi di Teluk Jakarta. Lantaran tak direspon, para demonstran memaksa masuk ke dalam gedung KPK.