Dirut AP II: Biasanya Bandara Rugi Terus

Sabtu, 21 Mei 2016 | 22:01 WIB
Dirut AP II: Biasanya Bandara Rugi Terus
Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Riau, Kamis (3/9). (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Angkasa Pura II (Persero) menyebutkan belum banyak bandara di Indonesia yang meraup keuntungan. Sampai saat ini baru 3 bandara yang untung.

Di antaranya Bandara Supadio Pontianak, Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin Palembang dan Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru. Dia meminta Bandara Internasional Minangkabau, Padang, harus bisa untung pada 2017. Perusahaan pelat merah itu mengelola 13 bandara di wilayah Indonesia bagian barat.

"Saya senang karena beberapa bandara kita sudah mulai untung. Sebelumnya rugi terus. Tahun ini tiga yang untung, yaitu Bandara Supadio Pontianak, Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin Palembang dan Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru. Tahun depan Padang dan Pangkal Pinang harus untung," kata Direktur Utama AP II Budi Karya Sumadi di Padang, Sabtu (21/5/2016) .

Upaya meraup untung, menurut Budi, merupakan salah satu tugas General Manager (GM) bandara sebagai pimpinan pengelola bandara.

"GM itu harus mengerti keuangan, supaya dia mengerti kesehatan perusahaan bandara. Kalau dia mau investasi, dia yang harus tanggung jawab," ujarnya.

Budi juga berharap GM ikut memikirkan upaya pemasaran termasuk berhubungan dengan maskapai penerbangan serta bagaimana mengemas potensi wilayah bandara yang dikelolanya.

Ia menyoroti potensi Sumatera Barat yang besar tetapi masih belum didukung dengan upaya mendorong wisata di tanah Minang.

"Penerbangan ke Singapura saja tidak ada. Bisa saja kita mengundang orang-orang Singapura untuk berwisata ke sini. GM adalah orang yang paling tahu daerahnya. Belum lagi umrah. Ini suatu pergerakan yang mesti dianalisa. GM harus menjemput bola dan 'create the market'," katanya.

Budi berharap, pengembangan Bandara Internasional Minangkabau dapat mendorong bandara itu menjadi lebih atraktif dan naik kelas.

Menurut dia, Bandara Internasional Minangkabau punya potensi tersebut didukung dengan beragamnya pariwisata setempat.

"Tahun depan, saya harap Padang ini jadi bintang tiga. Kemudian tahun berikutnya naik jadi bintang empat sesuai dengan standar internasional seperti AC, wifi, 'lounge' dan harus sesuai standar," katanya.

GM Bandara Internasional Minangkabau Padang Suparlan mengatakan hingga kuartal pertama 2016, pendapatan BIM masuk kategori positif mencapai Rp33,2 miliar atau sekitar 34 persen dari target yang dipatok sebesar Rp96,9 miliar untuk sepanjang tahun.

Ada pun pada 2015, total pendapatan BIM Rp93,5 miliar, naik dari pendapatan 2014 sebesar Rp91,6 miliar.

Sementara jumlah penumpang pada periode kuartal pertama 2016 mencapai 1.038.000 orang untuk penerbangan domestik dan 69.043 orang untuk penerbangan internasional.

Suparlan menuturkan, pengembangan juga dilakukan di BIM untuk menyokong peningkatan arus penumpang yang telah menembus 3,1 juta orang per 2015.

Pengembangan mencakup perluasan area bandara, tata ulang penempatan "tenant" usaha, renovasi toilet, pembangunan "skybrigde" menuju stasiun dan terminal yang terhubung bandara, hingga fasilitas pendukung bandara lainnya.

"Kami ingin berbuat lebih kepada pengguna jasa. Tuntutan bintang tiga ini jadi target minimum untuk segera diwujudkan," ucap Suparlan. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI