Suara.com - Kegagalan tim Uber Indonesia melangkah ke semifinal Piala Uber 2016 di Kunshan, Cina, tak membuat sang kapten, Greysia Polii, sepenuhnya kecewa. Greysia memaklumi gagalnya tim Uber Merah Putih membuat "kejutan" di turnamen beregu bergengsi dunia itu.
Pasalnya, skuat tim Uber Indonesia kali ini didominasi para pemain muda yang masih memupuk keberanian dan rasa percaya diri melawan-lawan yang lebih berpengalaman. Greysia pun optimistis di Piala Uber 2018 para pemain muda tersebut dapat diandalkan.
"Kami datang dengan komposisi sebagian besar pemain muda," kata Greysia, 28 tahun. "Awalnya sempat berpikir bisa enggak ya kami lolos dari penyisihan? Ternyata kami bisa ke perempat final dan memenuhi target."
"Soal tegang, pemain top saja main di beregu saja tegang, apalagi pemain muda. Saya mau tekankan ke adik-adik saya kalau di kejuaraan beregu ini sebenarnya mental yang berpengaruh, tidak ada yang tidak mungkin, semua bisa melebihi limit," jelas Greysia.
Sementara itu, Manajer Tim Thomas dan Uber Indonesia, Rexy Mainaky, menilai absennya Nitya Krishinda Maheswari jadi salah satu penyebab menurunnya kekuatan tim Uber Indonesia. Nitya absen lantaran mengalami cedera lutut.
"Tim Uber kami memang masih kalah satu kelas dari Korsel--lawan yang menyingkirkan mereka di perempat final. Absennya Nitya memang membuat peluang kami berat untuk mengambil dua poin di nomor ganda. Satu hal lagi, menurut saya penampilan Fitriani cukup mengesankan," komentar Rexy soal tim Uber Indonesia.
Tim Uber Indonesia menjadi runner up Grup C dengan memetik dua kemenangan dari Bulgaria (5-0), Hong Kong (3-2) dan dikalahkan Thailand (2-3). Di perempat final, tim Uber Indonesia dikalahkan Korea dengan skor 0-3. (PBSI)