Indonesia Akui Sengketa Perbatasan dengan Malaysia Paling Rumit

Kamis, 19 Mei 2016 | 14:35 WIB
Indonesia Akui Sengketa Perbatasan dengan Malaysia Paling Rumit
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo. (suara.com/Erick Tanjung)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintahan ‎Presiden Joko Widodo tengah gencar melakukan pembangunan infrastruktur dan sarana prasarana publik di wilayah perbatasan. Namun masih ada permasalahan yang cukup mengganggu di beberapa wilayah perbatasan sampai sekarang, yaitu mengenai batas wilayah dengan negara tetangga.

"Perbatasan yang masih bermasalah itu adalah batas dengan negara lain belum clear," kata Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo di Jakarta, Kamis (19/5/2016).

Tjahjo mengungkapkan, masalah yang dari dulu sampai sekarang mengenai batas wilayah Republik Indonesia dengan negara tetangga yang paling rumit dengan Malaysia. Negeri serumpun Melayu ini masih banyak mengklaim batas wilayah NKRI khususnya kepulauan.

"Yang masih rumit itu Malaysia, mulai Sebatik-Nunukan, kemudian Sanggau dan Entikong. Masih ada pulau-pulau terluar (batas wilayahnya bermasalah‎," ujar dia.

Pasalnya, kata Tjahjo, jarang Indonesia dengan Malaysia sangat dekat bahkan di perbatasan tertentu yang masih sulit ditentukan garis batasnya. Bahkan ada warga di perbatasan itu mereka memiliki dua kewarganegaraan, yakni Indonesia dan Malaysia.

‎"Saya kira jarangnya satu langkah sudah beda. Melangkah ke sini sudah Indonesia, atau melangkah sebelah sudah Malaysia. Bahkan ada yang ber-KTP ganda. Makanya ini harus clear, harus jelas tapal batasnya," tandas dia.

‎Sedangkan dengan negara tetangga yang lain, batas wilayah Indonesia sudah tak masalah. Beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo dengan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi bertemu dengan Pemerintah Timor Leste menyelesaikan masalah wilayah perbatasan, dan sudah selesai.

"Dengan Papua Nugini, Menko Polhukam sudah ke sana, sudah selesai. Kaalau dengan Filipina saya kira hanya masih menggunakan pola lama, nilai tukar saja belum clear antara barang yang masuk dari Mindanao ke Sangihe-Talaud (Sulawesi Utara). Tapi secara keseluruhan dengan pulau sudah clear, Singapura sudah, Thailand sudah, Vietnam soal laut China Selatan. Tapi masih ada sembilan item di Malaysia, itu yang paling rumit," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI