Suara.com - Keluarga sudah dapat mengikhlaskan kepergian Muhammad Fahreza (16). Suporter Persija Jakarta itu meninggal di Rumah Sakit Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan, pada Minggu (15/6/2016), setelah dianiaya di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, ketika menyaksikan pertandingan klub kesayangannya melawan Persela Lamongan, Jumat (13/5/2016).
"Alhamdulillah keluarga kita udah ikhlas, kita sayang sama Reza, tapi Allah lebih sayang sama Reza," kata kakak Fahreza, Yatna (25), di rumah duka, Jalan M. Kahfi 1, Gang Sawo, RT 4, RW 1, Kelurahan Cipedak, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (18/5/2016).
Yatna mengungkapkan kepergian Fahreza ternyata meninggalkan berkah. Di antaranya, kata kakak tertua Fahreza, Sholeh, mengatakan ayahnya ditawari umhra oleh warga sektiar.
"Reza pergi ninggalin berkah, bapak saya mau dibawa ikut umroh dari warga sekitar yang peduli. Ada lagi udah dibuat baju gambar Reza. Saya denger itu udah banyak yang beli. Kan itu bawa berkah juga untuk pedagang," kata Sholeh.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Awi Setiyono mengatakan belum ada bukti Fahreza meninggal akibat dipukuli anggota polisi di Stadion Utama Gelora Bung Karno.
"Petugas Dinas Kesehatan DKI Jakarta saat sedang bertugas melihat suporter tergeletak dengan ciri-ciri menggunakan kaos oranye kemudian melakukan pertolongan pertama," kata Awi di Polda Metro Jaya, Selasa (17/5/2016).
Awi mengatakan saat ditemukan pertamakali, kondisi Fahreza luka memar dan sobek di bagian wajah dan tangan.
"Mengalami luka di bibir bagian tengah, atas di bawah hidung. benjol di kepala bagian atas luka gores pipi kiri dan luka baret tangan kiri," kata dia.
Ketika itu, kata Awi, anggota polisi malah membantu petugas kesehatan membawa Fahreza ke mobil ambulance.
"Bisa kalian catat ya petugas Polri jadi tidak ada rangkaian kegiatan yang katanya polisi memukul itu tidak ada kita temukan. Polisi pukul korban itu tidak ada dari fakta-fakta yang di dapat," kata dia. (Leonard Ardy Konay)