Suara.com - Setelah hampir tiga bulan tak terdengar, hari ini kasus kebakaran tabung chamber Pulau Miangas di Ruang Udara Bertekanan Tinggi RSAL Mintohardjo yang mengakibatkan enam pasien meninggal dunia mengemuka lagi.
Siang tadi, keluarga dua pasien, Edy Suwardi Suryaningrat dan dokter Dimas Qadar Raditiyo, mendatangi kantor Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia di Jalan Cik Ditiro, Menteng, Jakarta Pusat.
Namun, mereka tidak berhasil menemui pimpinan majelis dan hanya diterima staf.
Kepada wartawan, Mohammad Iqbal mengatakan cincin berlian milik ayahnya, Edy, dan kakaknya, Dimas, yang dipakai saat peristiwa naas terjadi, sampai sekarang tak ketahuan rimbanya.
"Saat itu cincin permata yang ada berliannya punya bapak (Edi) dan adik saya (Dimas) hilang, bernilai sampai Rp200 juta, cincin itu sampai sekarang tidak tahu, barang-barang lain juga nggak dikembalikan," kata Iqbal di kantor MKDKI.
Iqbal mengatakan keluarga korban menanyakannya kepada RSAL Mintohardjo. Dan jawabannya, semua barang milik pasien sudah diserahkan ke Polisi Militer Angkatan Laut.
"Katanya barang sudah diserahkan semuanya ke Puspomal, tapi disana katanya tidak ada," ujar Iqbal.
Kedatangan keluarga ke MKDKI untuk meminta majelis menginvestigasi secara independen kasus tersebut. Soalnya, menurut mereka, sampai sekarang, belum ada pertanggungjawaban dari rumah sakit.
"Ini semua meninggal, hukum harus ditegakkan, RSAL Mintohardjo sama sekali tidak ada tanggungjawabnya, ini yang meninggal bukan binatang, ini manusia," kata Susilowati Muchtar, istri Edy.
Anggota keluarga korban datang dengan membawa foto-foto almarhum.
Susilowati menuntut agar kasus yang menimpa suami dan anaknya, Dimas Qadar Radityo, diusut tuntas. Dia tidak ingin kasus tersebut hilang begitu saja tanpa pertanggungjawaban.
"Kita minta keseriusan MKDKI perlu turun tangan, anak saya kan juga dokter, kenapa nggak ada respon, ini sudah enam bulan kenapa belum ada sana sekali hasil dari investigasinya,"ujar Susilowati.
Kebakaran tabung chamber di gedung RUBT RSAL Mintohardjo terjadi pada Senin (14/3/2016). Empat pasien yang tengah berada di ruangan tersebut meninggal dunia. Mereka adalah mantan Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal (purn) Abubakar Nataprawira, Ketua Persatauan Guru Republik Indonesia Sulistyo, Edy Suwardi, dan dokter Dimas Qadar Raditiyo.