Meski Lontarkan Kritik Tajam, Cameron Siap Kerjasama dengan Trump

Esti Utami Suara.Com
Selasa, 17 Mei 2016 | 14:28 WIB
Meski Lontarkan Kritik Tajam, Cameron Siap Kerjasama dengan Trump
Donald Trump. (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perdana Menteri Inggris David Cameron, menolak menarik ucapannya dan menilai usul kandidat Capres AS dari Partai Republik Donald Trump untuk melarang Muslim masuk Amerika Serikat sebagai "sesuatu yang memecah belah, bodoh dan salah",

Menanggapi kritik pedas ini, Trump mengatakan ia tidak mungkin berhubungan baik dengan Cameron.

"Perdana menteri membuat pandangannya tentang Donald Trump sangat jelas. Dia tidak setuju dengannya. Ia tetap percaya bahwa mencegah umat Islam memasuki Amerika Serikat adalah memecah belah, bodoh dan salah. Ia bersikukuh dengan perkataannya," kata juru bicara PM Inggris, Senin (16/5/2016) waktu setempat.

Saat ditanya siapa lebih dipilih Cameron untuk menjadi presiden AS berikutnya, juru bicara itu menyatakan ia tidak akan menanggapi pemilihan umum negara lain, tapi mengatakan pemimpin Inggris akan bekerja dengan siapa pun yang keluar sebagai pemenang.

"Ia bertekad menjaga hubungan khusus tersebut," katanya.

Juru bicara itu mengatakan tidak ada pertemuan ataupun hubungan telepon antara Cameron dengan Trump, tapi jika diusulkan, perdana menteri itu akan mempertimbangkannya.

Di masa lalu, Inggris adalah sekutu Amerika Serikat. Pemimpin politik kedua negara itu sering mengaku mempunyai hubungan khusus. Meski mengkritik Trump, Cameron mengatakan bahwa Trump layak dihormati karena berhasil melewati pencalonan ketat partai Republiken.

"Kami mempunyai persoalan besar dengan teror kelompok keras Islam. Banyak bagian dunia terkena bom dan bukan orang Swedia yang bertanggung jawab," kata Trump saat ditanya mengenai usulan pelarangan Muslim memasuki Amerika Serikat.

Di sisi lain, Trump juga mengaku tersinggung atas pernyataan wali kota baru London, yang juga Muslim, Sadiq Khan, yang menyatakan Trump adalah tokoh dungu soal Islam.

"Dia tidak tahu saya, tidak pernah bertemu saya dan tidak mengetahui yang saya perbuat. Menurut saya, pernyataannya sangat kasar. Sejujurnya, saya akan mengingat kata kejinya itu," kata Trump.

Sesaat setelah Khan terpilih, Trump mengatakan kepada The New York Times bahwa ia akan mengecualikan Khan dalam pelarangan Muslim masuk Amerika Serikat. (Reuters)


BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI