Suara.com - Seorang pengusaha Amerika Serikat memiliki ide gila untuk merekonstruksi serangan teror 11 September di gedung World Trade Centre (WTC), New York, 15 tahun silam. Untuk mewujudkan idenya, si pengusaha berencana menggalang dana sebesar 1,8 juta Dolar Australia atau setara Rp17,5 miliar. (kurs 1 Dolar Australia=9755 Rupiah)
Lansiran The Sun, si pengusaha Amerika, Paul Salo, yang kini tinggal di Thailand, mengungkap rencananya untuk membeli sebuah pesawat Boeing 747. Ia berencana menyetel pesawat tersebut dalam mode pilot otomatis lalu menabrakkannya ke sebuah gedung kosong di kawasan pedesaan, dengan kecepatan 900 km/jam.
Si pengusaha menyebut rencananya sebagai proyek yang penting, yang akan membuktikan kebenaran dari tragedi yang menelan 2.996 korban jiwa tersebut. Seperti diketahui, banyak pihak yang menuding ada konspirasi maha dahsyat di balik serangan tersebut.
Paul Salo akan menggalang dana tersebut dengan sistem "crowdfunding". Salo bahkan sudah menyediakan tiket kursi terdepan bagi penonton dengan harga 5.000 Dollar Australia atau setara Rp48 juta.
"Jika Anda meragukan segala sesuatu tentang 9/11 (teror sebelas september) kami ingin meledakan pesawat ini hingga berkeping-keping atau kami ingin membuktikan kepada Anda," kata Salo dalam video promosi rencananya tersebut.
"Kami akan membeli sebuah (Boeing) 747 atau pesawat sejenisnya yang sudah akan rusak, kami akan mengisi penuh bahan bakarnya, kami akan membeli sebuah gedung yang akan diruntuhkan di kawasan pedesaan... dan kami akan menabrakkan pesawat itu dengan kecepatan 900 km/jam ke gedung tersebut," sambung Salo.
"Jika itu hanya menciptakan lubang di gedung dan tidak ada apa-apa yang terjadi, Anda tahu bahwa (9/11) adalah cerita palsu, betul kan? Karena itu sudah terbukti bukan?
"Tentu, akan ada beberapa orang yang kesal, tapi kita berhak tahu apa yang terjadi," lanjutnya.
Pengusaha yang lahir dan dibesarkan di California, AS, itu yakin bahwa rekonstruksi peristiwa tersebut akan membuktikan bahwa fenomena fisika sama juga menyebabkan runtuhnya menara kembar WTC, 11 September 2001.
Para penggemar teori konspirasi mengklaim bahwa WTC tidak akan runtuh sedemikian cepat meski dihantam oleh dua pesawat Boeing 767. Mereka menuding, ada keterlibatan "orang dalam" dalam insiden tersebut.
Ada pula pendapat yang menyebut bahwa gedung tersebut hanya akan berlubang saat tertabrak pesawat. Selain itu, sejumlah teori konspirasi yang beredar di dunia maya menyoroti kegagalan aparat mencegat pembajakan pesawat. Tak sedikit pula yang mempertanyakan, mengapa para teroris, yang bukan pilot berpengalaman, mampu melakukan manuver yang terbilang rumit untuk dilakukan dengan pesawat komersial. (News.com.au)