Suara.com - Wakil Ketua DPR dari Fraksi Gerindra Fadli Zon tak terganggu dengan keputusan Partai Golkar keluar dari Koalisi Merah Putih dan bergabung ke pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Sebaliknya, dia mengambil sisi positifnya.
"Kita masa merasa kesepian. Kita justru merasa ramai dengan semakin banyak rakyat yang mendukung kita. Saya kira ini jalan bagi Gerindra untuk menang Pemilu 2019," ujar Fadli usai memimpin rapat paripurna pembukaan masa persidangan V tahun 2015-2016 di Gedung Nusantara II, Jakarta, Selasa (17/5/2016).
Fadli tidak terkejut dengan keputusan Partai Golkar yang disampaikan dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar di Bali.
Bagi wakil ketua umum Partai Gerindra keputusan tersebut merupakan dinamika politik.
"Jadi kita tidak ada yang mengagetkan (Golkar keluar KMP). Tentu kita hargai apa yang jadi sikap politik kawan-kawan di Golkar. Dan kita tidak merasa kehilangan, karena saya kira ini ada suatu dinamika politik yang biasa-biasa saja," katanya.
Partai Gerindra akan tetap berkomunikasi dengan kader -kader Golkar. Pasalnya, dalam pidato, Aburizal Bakrie -- yang kini jadi ketua dewan pembina Partai Golkar -- di munaslub, Golkar akan tetap bersilaturahmi dengan seluruh kader partai yang tergabung dalam KMP.
"Nanti kita akan komunikasi dengan kawan-kawan di Golkar, karena pada pidato kan Pak ARB mengatakan, silaturahmi dan hubungan dengan KMP tetap jalan dengan teman-teman di KMP. Saya kira tidak ada masalah dan tidak ada yang baru," katanya.
Partai Golkar mengikuti langkah Partai Amanat Nasional dan Partai Persatuan Pembangunan yang sudah lebih dulu menyatakan sikap politiknya mendukung pemerintahan Jokowi dan Jusuf Kalla.
Sebelumnya, partai yang tergabung dalam KMP ialah Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Amanat Nasional, dan Partai Bulan Bintang.