Suara.com - Direktur lembaga riset Populi Center Usep S. Ahyar meyakini kemenangan Setya Novanto menjadi ketua umum Partai Golkar periode 2016-2019 adalah yang diinginkan pemerintah.
"Kemenangan Novanto ini sebenarnya yang diinginkan pemerintah yang berkuasa, saya kira begitu, dalam konteks konsolidasi kekuasaan," kata Usep kepada Suara.com, Selasa (17/5/2016).
Novanto saat ini menjabat ketua Fraksi Golkar DPR. Sebelumnya, pada Desember 2015, dia mengundurkan diri dari jabatan ketua DPR setelah terjerat kasus dugaan pencatutan nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla demi mendapatkan keuntungan saham dari PT. Freeport Indonesia.
Dari sisi konsolidasi politik, menurut Usep, Novanto dengan latar belakangnya tentu menguntungkan pemerintah.
"Kalau orang bermasalah kan bisa lebih dikendalikan, dibandingkan orang bersih," kata Usep.
Usep menyebut yang paling diuntungkan dari situasi ini adalah kekuasaan.
"Ini juga kepentingan mengendalikan partai politik. Kalau Golkar bisa dikendalikan, kekuatan penyokong pemerintah, kekuasaan pemerintah kan semakin besar," kata dia.
Usep mengingatkan ketika etika politik dikesampingkan, tentu efeknya kurang bagus.
Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar memutuskan untuk keluar dari Koalisi Merah Putih. Partai berlambang pohon beringin kini memposisikan diri sebagai pendukung pemerintah Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
"Dengan ini mencabut dan menyatakan tidak berlaku lagi keputusan Munas Golkar pada tahun 2014 tentang posisi Golkar dalam Koalisi Merah Putih," kata Sekretaris Sidang Munaslub Golkar Siti Aisah di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, Senin (16/5/2016).