Suara.com - Peristiwa yang menimpa almarhum Muhammad Fahreza usai menyaksikan laga antara Persija Jakarta dan Persela Lamongan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, pada Jumat (13/5/2016) malam, menyimpan kepedihan bagi keluarga dan teman-teman.
Fahreza meninggal dunia, Minggu (15/5/2016), setelah kepalanya luka parah akibat dianiaya oknum saat menonton pertandingan pada Jumat (13/5/2016) malam. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, dia dirawat di Rumah Sakit Marinir, Cilandak.
Hari ini, teman-teman almarhum dari MTs Al-Makmur, Ciganjur, Jakarta Selatan, datang ke rumah duka di jalan M. Kahfi 1, gang Sawo, RT 4, RW 1, nomor 54, Kelurahan Cipedak, Kecamatan Jagakarsa.
"Kita biasa panggil dia Jaun. Jaun enak diajak ngobrol, diajak bercanda," kata teman akrab Fahreza, Raihan.
Raihan dan teman-teman sempat tertawa saat mengenang tingkah konyol Fahreza yang sangat suka bercanda.
"Kita inget ketawa dia yang khas yang nggak bisa ditiru sama yang lain. Dan kentutnya itu yang sering buat kita ketawa," kata Raihan.
Setelah ditanya lebih jauh tentang apa saja kenangan bersama Fahreza, Reihan terlihat kembali bersedih.
"Kita pernah seru-seruan bareng, pernah nonton persija bareng di ciracas pas tanding lawan U-21. Kita juga pernah nakal bareng, konyol bareng. Semuanya saya inget banget," kata Raihan.
Di rumah duka, teman-teman sekolah juga mendoakan almarhum. Setelah itu, mereka pamit pergi.
Kemarin, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya Fahreza setelah dua hari dirawat di RS Marinir.