Apa yang ditawarkan pendatang baru ojek berbasis aplikasi online, Uberjek, kepada mitra atau pengojek, dibandingkan pesaing di ceruk yang sama, Gojek dan Grab Bike.
CEO Uberjek Aris Wahyudi mengatakan perusahaannya mengelola bisnis dengan konsep share sharing. Yakni, saling menguntungkan antara perusahaan, mitra (rider), dan penumpang.
"Share sharing adalah pembagian saham perusahaan antara pemegang saham, mitra (rider) dan penumpang. Rencananya 30 persen saham PT. Uberjek nantinya akan diberikan kepada mitra dan penumpang, yakni lima persen untuk rider, lima persen untuk driver dan 20 persen untuk penumpang," kata Aris dalam konferensi pers di kantor Sekretariat Ikatan Alumni Program Habibie, gedung H. M. Suseno, Jalan R. P. Suroso, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (15/5/2016).
CEO Uberjek Aris Wahyudi mengatakan perusahaannya mengelola bisnis dengan konsep share sharing. Yakni, saling menguntungkan antara perusahaan, mitra (rider), dan penumpang.
"Share sharing adalah pembagian saham perusahaan antara pemegang saham, mitra (rider) dan penumpang. Rencananya 30 persen saham PT. Uberjek nantinya akan diberikan kepada mitra dan penumpang, yakni lima persen untuk rider, lima persen untuk driver dan 20 persen untuk penumpang," kata Aris dalam konferensi pers di kantor Sekretariat Ikatan Alumni Program Habibie, gedung H. M. Suseno, Jalan R. P. Suroso, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (15/5/2016).
Ide yang mendasari lahirnya konsep share sharing ialah selama ini startup company selalu didirikan sebagai perusahaan kapitalis dengan tujuannya 100 persen untuk membuat pemiliknya kaya dari penjualan saham. Beda dengan konsep Uberjek yang mereka sebut sebagai perusahaan shodaqoh.
"Konsep baru ini akan membuat masyarakat berperan aktif dalam membesarkan Uberjek, maka kami yakin tahun 2018 Uberjek sudah menjadi perusahaan kelas unicorn, yang mana valuasinya Rp15 triliun dengan kurs pada tahun itu. Dengan nilai tersebut, maka 30 persen saham akan kami jual untuk diberikan, yakni 50 ribu unit sepeda motor Yamaha Mio untuk rider. Kemudian 50 ribu DP (down payment) mobil baru untuk driver dan tujuh juta unit handphone Android," kata dia.
Aris mengungkapkan saat ini rider Uberjek sudah ada sekitar 2.200 orang. Mereka akan beroperasi mulai besok, Senin (16/5/2016) di 30 kota, khususnya Jakarta.
"Konsep baru ini akan membuat masyarakat berperan aktif dalam membesarkan Uberjek, maka kami yakin tahun 2018 Uberjek sudah menjadi perusahaan kelas unicorn, yang mana valuasinya Rp15 triliun dengan kurs pada tahun itu. Dengan nilai tersebut, maka 30 persen saham akan kami jual untuk diberikan, yakni 50 ribu unit sepeda motor Yamaha Mio untuk rider. Kemudian 50 ribu DP (down payment) mobil baru untuk driver dan tujuh juta unit handphone Android," kata dia.
Aris mengungkapkan saat ini rider Uberjek sudah ada sekitar 2.200 orang. Mereka akan beroperasi mulai besok, Senin (16/5/2016) di 30 kota, khususnya Jakarta.
Uberjek, katanya, berbeda dengan Ubertaxi yang dimiliki investor asing. Uberjek merupakan karya anak bangsa yang didirikan Ikatan Alumni Program Habibie. Ikatan ini merupakan generasi muda yang mendapatkan beasiswa untuk belajar di luar negeri ketika B. J. Habibie masih menjabat menteri perindustrian di era Orde Baru.
Kini generasi tersebut rata-rata sudah berusia 40-an tahun.