Suara.com - Presiden Venezuela Nicolas Maduro menyatakan negaranya dalam keadaan darurat selama 2 bulan ke depan sejak, Jumat (13/5/2016) waktu setempat atau Sabtu pagi waktu Indonesia.
Keadaan darurat itu karena ada informasi jika Amerika dan negara perodusen minyak akan membantu organisasi sayap kanan di Venezuela untuk melangsungkan upaya kudeta atau penggulingan paksa pemerintahan.
"Washington mengaktifkan tindakan atas permintaan hak fasis Venezuela," kata Maduro berbicara di televisi negara.
Maduro tidak memberikan rincian kecurigaanya itu. Namun negara ini saat ini memang dilanda krisis politik dan ekonomi.
Sebelumnya para pejabat intelijen AS mengatakan keadaan Venezuela semakin mengkhawatirkan. Sehingga potensi krisis ekonomi dan politik akan terus berlanjut.
Oposisi Venezuela sudah sering mengigatkan presiden 53 tahun itu untuk waspada krisis makanan dan obat-obatan, pemadaman listrik sering, penjarahan sporadis dan inflasi. (Reuters)