Sejumlah Dokter Kecam Prosedur Bayi Tabung pada Nenek 70 Tahun

Ruben Setiawan Suara.Com
Kamis, 12 Mei 2016 | 12:46 WIB
Sejumlah Dokter Kecam Prosedur Bayi Tabung pada Nenek 70 Tahun
Ilustrasi perempuan tua dan bayi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejumlah dokter di India menyampaikan kekhawatiran mereka terhadap peristiwa kelahiran seorang bayi lelaki dari rahim seorang perempuan tua berusia 70 tahun. Bayi sehat tersebut dilahirkan lewat proses bayi tabung atau in-vitro fertilization (IFV).

Seperti diberitakan sebelumnya, Daljinder Kaur melahirkan seorang bayi setelah menjalani proses bayi tabung di sebuah klinik kesuburan di India bagian utara. Daljinder mengatakan, dirinya dan suaminya yang kini berusia 79 tahun, sudah menikah selama 46 tahun namun tak kunjung dikaruniai anak.

Ia bahagia karena akhirnya bisa memiliki anak, setelah selama bertahun-tahun menjadi korban dari stigma masyarakat yang menganggap kemandulan sebagai kutukan dari Yang Maha Kuasa.

"Saya merasa terberkati karena bisa memeluk anak saya sendiri. Saya sempat hilang harapan untuk menjadi ibu," kata Daljinder kepada AFP.

Namun, keberhasilan proses bayi tabung pada Daljinder ini dikritisi sejumlah pakar kesuburan. Salah satunya adalah Sunil Jindal, yang mempertanyakan bagaimana masa depan bayi yang dilahirkan dari pasangan lansia tersebut. Sunil juga mengkhawatirkan risiko kesehatan yang harus ditanggung si ibu.

"Ini masalah etis. Menurut pendapat saya, tidak adil untuk melakukan prosedur (bayi tabung) tersebut kepada perempuan yang berusia di atas 60 tahun," kata Jindal.

"Faktanya, perempuan berusia 70-an tahun harus mengangkat beban anak di dalam kandungannya selama sembilan bulan adalah sesuatu yang membuat stres," sambungnya.

"Belum lagi pertanyaan soal bagaimana kedua orangtua lansia tersebut akan merawat si bayi? Itu juga menjadi persoalan yang harus dijawab," tambahnya.

Senada dengan Jindal, dokter kandungan dari Meerut, Anshu Jindal, mengatakan bahwa dirinya mencegah para perempuan berumur lebih dari 60 tahun untuk melakukan konsultasi kesuburan, termasuk menjalani prosedur bayi tabung. Hal itu, menurutnya, dilakukan demi kebaikan ibu dan anaknya.

"Menurut saya, itu bukan usia yang layak untuk memiliki bayi. Hal itu akan menimbulkan dampak," kata Anshu.

Demikian pula halnya dengan pandangan dari kepala federasi dokter kandungan India, Hrishikesh Pai. Menurutnya, praktik terhadap Daljinder yang dilakukan dokter setempat tidak bisa diterima.

"Kami menentang ini. Dengan ilmu pengetahuan, Anda bisa membuat perempuan berusia 90 tahun menjadi hamil, lalu apa hebatnya? Ini bukan soal teknik, ini soal etika. Tanggung jawab kita kepada pasien. Dokter ini adalah pemula, ia tidak mewakili kami. Ia harus dilarang (praktek)," kata Pai menyebut dokter Anurag Bishnoi, yang melakukan prosedur bayi tabung terhadap Daljinder.

Klinik kesuburan yang melakukan prosedur bayi tabung terhadap Daljinder terletak di Negara Bagian Haryana. Dokter di klinik tersebut akhirnya berhasil membuahi sel telur Daljinder dengan sperma sang suami setelah dua kali melakukan percobaan dan gagal.

Namun, pada Rabu, surat kabar Guardian, mengutip pernyataan dokter dari klinik tersebut, melansir bahwa prosedur bayi tabung tersebut menggunakan sel telur dari pendonor. Ketika dimintai komentarnya oleh AFP, dokter yang bersangkutan menolak karena menurutnya tidak etis. (News.com.au)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI