Namanya Terseret dalam "Panama Papers", Apa Kata PM Australia?

Ruben Setiawan Suara.Com
Kamis, 12 Mei 2016 | 09:58 WIB
Namanya Terseret dalam "Panama Papers", Apa Kata PM Australia?
Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull. (Reuters)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nama Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull terseret dalam "Panama Papers". Dalam dokumen milik firma hukum Mossack Fonseca yang diungkap ke publik tersebut, Turnbull tercatat sebagai mantan direktur sebuah perusahaan berbasis di British Virgin Islands, yang begerak dalam bidang eksploitasi tambang emas Siberia, demikian disampaikan Australian Financial Review, Kamis (12/5/2016).

Turnbull dan mantan Perdana Menteri Negara Bagian New South Wales, Neville Wran, tercatat sebagai dewan direksi perusahaan Australia, Star Mining NL pada tahun 1993. Perusahaan tersebut pernah berencana mendirikan sebuah tambang emas Siberia bernama Sukhoi Log senilai 20 miliar Dolar Australia.

Baik Turnbull maupun Wran kemudian ditunjuk sebagai direktur Star Technology Services, anak perusahaan Star Mining di British Virgin Islands yang telah didaftarkan oleh Mossack Fonseca.

Tidak ada indikasi bahwa Turnbull melakukan pelanggaran dan ia mundur dari kedua perusahaan tersebut pada tahun 1995, demikian disampaikan Australia Financial Review. Juru bicara Turnbull belum berkomentar soal temuan ini.

"Tidak ada indikasi pelanggaran apapun. Tidak ada yang baru di situ," kata Turnbull seperti dikutip Australia Financial Review.

"Perusahaan di mana Neville Wran dan saya menjadi direkturnya adalah sebuah perusahaan yang terdaftar di Australia dan jika meraup keuntungan - namun sayangnya tidak - tapi pastinya sudah membayar pajak di Australia," lanjutnya.

Nama Turnbull tercantum dalam dokumen yang diperoleh Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional (ICIJ), yang dikenal dengan sebutan "Panama Papers". Namun, namanya tidak termasuk dalam dokumen yang bisa diakses oleh publik setelah diungkap oleh ICIJ beberapa hari lalu.

Dokumen "Panama Papers" menyeret sejumlah nama kepala negara, pejabat, dan pengusaha di berbagai negara. Sebagian dituding memiliki perusahaan yang didirikan di negara bebas pajak (tax haven) dengan dugaan untuk menyembunyikan aset-asetnya. (Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI