Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan bahwa pihaknya telah mengirim tim ke Polda Sulawesi Utara untuk menyelidiki kasus dugaan keterlibatan anggota Polri dalam pemerkosaan seorang gadis berinisial V (19). V diduga diperkosa sebanyak 19 pria, dua diantara pelaku adalah Polisi.
"Diberitakan ada dugaan anggota Polri, kami merespon masalah itu. Kami sudah kirim tim untuk melakukan penyelidikan apakah betul ada anggota Polri terlibat," kata Badrodin di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (10/5/2016).
Menurut dia, sampai sekarang hasil pemeriksaan di lokasi belum menunjukkan titik terang siapa pelaku pemerkosaan gadis tersebut.
"Ini yang sedang diselidiki, kalau dugaan-dugaan saja sih bisa saja. Tapi kan kami harus cari siapa yaang terlibat itu, kalau gak ada identitasnya bagaimana mungkin bisa mengatakan itu anggota," ujar dia.
Dia menambahkan, sampai saat ini belum diketahui siapa para pelakunya. Pihaknya terus berupaya mengungkap kasus tersebut.
"(identitas pelaku) sedang dicek, saya pikir tidak terlalu sulit untuk membuktikan pelaku kalau orangnya masih sadar," ucap Badrodin.
Seperti diketahui, kasus ini mencuat setelah Ibu korban melaporkan kasus pemerkosaan terhadap anaknya itu ke Polres Manado, kemudian dilimpahkan ke Polda Sulawesi Utara.
Ibu korban mengaku, saat laporan awal di Polres Manado, anaknya telah divisum, namun hasilnya tidak diberikan kepada keluarga. Keluarga dapat informasi dari salah satu perawat bahwa pendarahan pada korban karena terdapat luka pada alat vitalnya. Hal itu membuat Ibu korban yakin anaknya diperkosa.
Bahkan berdasarkan pengakuan korban ke Ibunya, dari 19 pelaku pemerkosaan, dua diantara pelaku adalah Polisi. Namun, versi Polda Sulut tidak ada pemerkosaan terhadap gadis tersebut.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sulut, Kombes Pol Pitra Ratulangi mengatakan bahwa pendarahan yang dialami korban karena menstruasi.