KontraS: "Sweeping" 'Palu Arit' Sebagai Operasi Kebencian

Selasa, 10 Mei 2016 | 12:31 WIB
KontraS: "Sweeping" 'Palu Arit' Sebagai Operasi Kebencian
Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan Haris Azhar [Suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) menilai ada operasi khusus di balik aksi sweeping lambang 'palu arit' yang marak belakangan ini. Operasi itu sengaja diciptakan sebagai 'settingan'.

Koordinantor KontraS, Haris Azhar menganalisa isu kebencian terhadap Partai Komunis Indonesia (PKI) muncul karena momentum hari kelahiran partai itu 23 Mei mendatang. Di sisi lain, masyarakat sebenarnya tidak tahu soal HUT tersebut.

"Kok tiba-tiba booming? Ternyata saya juga baru tahu kalau ada Ultah PKI 23 Mei nanti. Sementara sebenarnya masyarakat tidak tahu dengan itu. Jadi ini operasi untuk menciptakan musuh agar kembali menimbulkan kebencian," kata Haris saat berbincang dengan suara.com, Selasa (10/5/2016).

Belakangan terjadi aksi sweeping terhadap orang-orang yang mengenakan dan memiliki logo palu arit mirip dengan lambang PKI. Terakhir ada penangkapan seorang pedagang di kawasaan Mall Blok M Jakarta. Pegadang itu menjual kaos berlambang palu arit. Namun akhirnya dibebaskan.

Menurut Harus, langkah penangkapan tersebut tidak jelas motifnya. Menurutnya itu bagian dari mengganggu kebebasan berekspresi.

"Kalau memang pakai lambang untuk mengganggu dan berbuat onar, bisa ditangkap. Tapi itu motifnya kreatifitas dan berekspresi. Jadi tidak jelas," kata Haris.

Selain itu stigma buruk terhadap lambang PKI bagian dari diskriminasi. Sebab banyak masyarakat menggunakan lambang-lambang yang terlarang, dan polisi diam saja.

"Banyak lambang Nazi, tapi polisi nggak melarang. Jadi ada konteks ketidakadilan dan standar ganda. Di sisi lain stigma PKI pernah melakukan pemberontakan tidak pernah teruji," jelasnya lagi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI