Jika Trump Jadi Presiden, Akankah Sadiq Khan Dilarang Berkunjung?

Ruben Setiawan Suara.Com
Selasa, 10 Mei 2016 | 10:48 WIB
Jika Trump Jadi Presiden, Akankah Sadiq Khan Dilarang Berkunjung?
Wali Kota London Sadiq Khan. (Reuters)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kandidat presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, Donald Trump, rupanya bisa berkompromi soal rencana kebijakan kontroversial untuk melarang Muslim masuk AS. Trump, pada hari Senin (9/5/2016), mengaku akan membuat pengecualian bagi Wali Kota London Muslim pertama, Sadiq Khan.

"Akan selalu ada pengecualian," kata Trump seperti dikutip oleh surat kabar New York Times.

Jawaban tersebut diberikan Trump ketika ditanya apakah rencana kebijakan pelarangan Muslim masuk AS tersebut akan berlaku pula bagi Sadiq Khan. Seperti diketahui, Sadiq, keturunan Pakistan, putra dari dari seorang sopir bus, terpilih sebagai wali kota London pada Sabtu.

Trump mengaku gembira dengan terpilihnya Khan.

"Memberikan contoh, selalu memberikan contoh. Jika ia bekerja dengan baik... itu akan menjadi hal yang luar biasa," kata Trump.

Trump menyampaikan kebijakan pelarangan Muslim masuk AS setelah terjadinya aksi teror militan di Paris, Prancis, dan California, AS, tahun lalu. Kebijakan tersebut ditentang oleh warga Muslim, kelompok pembela hak asasi manusia, bahkan rival Trump di Partai Republik. Hal itu dinilai sebagai kebijakan yang kontraproduktif, memecah belah, dan bertentangan dengan nilai-nilai moral warga Amerika.

Khan, kandidat dari Partai Buruh Inggris, mengalahkan saingan terkuatnya dari Partai Konservatif, Zac Goldsmith dan merebut mandat wali kota London dalam sebuah pemilihan yang diwarnai upaya saling menjatuhkan antar kandidat dengan isu etnis, bahkan agama.

Sebelumnya, dalam sebuah wawancara dengan majalah Time, Khan mengaku ingin berkunjung ke AS untuk melihat program-program menarik yang dilakukan wali kota New York dan Chicago. Tapi, menurut Khan, kunjungan tersebut harus dilakukan sebelum bulan Januari 2017, untuk berjaga-jaga kalau-kalau Trump memenangkan pemilihan presiden tanggal 8 November 2016.

"Jika Donald Trump menjadi presiden saya tidak akan bisa ke sana karena iman saya, yang artinya saya tidak bisa bertukar pikiran dengan para wali kota di Amerika," kata Khan. (Reuters)

REKOMENDASI

TERKINI