BEM FISIPOL UMM: Gerakan Moral Matikan TV Harus Substantif

Adhitya Himawan Suara.Com
Selasa, 10 Mei 2016 | 06:58 WIB
BEM FISIPOL UMM: Gerakan Moral Matikan TV Harus Substantif
Ilustrasi televisi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa FISIPOL Universitas Muhammadiyah Malang (BEM FISIPOL UMM), Faiz Mirwan Hamid berpendapat gerakan moral matikan TV untuk sholat dan mengaji yang diseruhkan oleh Walikota Malang, Abah Anton beberapa waktu lalu merupakan sebuah program agar masyarakat kota Malang menjadi lebih bermartabat. Konsepsi inilah, yang kemudian sangat baik dan memiliki nilai-nilai budi luhur pekerti orang Indonesia yang agamis dan toleran terhadap umat beragama.

“Kami menilai, masyarakat juga sangat mengharapkan Pemerintah Kota Malang untuk melihat aspek substansi dari gerakan moril tersebut bukan hanya menjadi program pencitraan yang berkonotasi kepentingan politik semata,” kata Faiz dalam keterangan pers di Malang, Senin (9/5/2016).

Suara.com - Lebih lanjut dikatakan Faiz, himbauan yang diserukan Abah Anton kepada Dinas Pendidikan Kota Malang jangan hanya sekedar aspek agamis, tetapi menyentuh juga aspek pendidikan. Pasalnya, masyarakat juga menginginkan segi pendidikan juga menjadi perhatian Pemkot Malang.

Hal ini, lanjut Faiz, masih banyak masyarakat kecil yang belum mendapatkan akses pendidikan, misalnya, masih banyak kita lihat pengamen dan anak jalanan berusia produktif setiap hari di persimpangan jalan. Mereka, sambungnya, seharusnya bersekolah untuk mendaoatkan ilmu dan pengalaman baru, namun karena suatu keadaan tertentu, mereka lebih memilih berada di jalanan. Dalam konteks itulah, BEM FISIPOL UMM berharap Pemkot Malang memberikan akses pendidikan kepada anak jalanan.

“Kami mendukung langkah Walikota Malang mewujudkan Kota Malang selalu menjadi kiblat kota pendidikan, kota agamis, dan bermartabat,” ucap Faiz.

Jamak diketahui, Wali Kota Malang, Moh Anton menyerukan gerakan moral mematikan TV untuk menjalankan sholat berjamaah dan mengaji. Menurutnya, dengan mematikan TV menjelang Magrib sampai Isya bisa memberikan peluang waktu belajar, sholat berjamaah dan mengaji. Sedang bagi non muslim, mereka bisa melakukan sesuai agamanya. Ini sebuah gerakan moral pada anak didik yang bermanfaat. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI