Menkopolhukham Minta Aparat Lebih Selektif Tindak Logo Palu-Arit

Selasa, 10 Mei 2016 | 06:21 WIB
Menkopolhukham Minta Aparat Lebih Selektif Tindak Logo Palu-Arit
Menkopolhukham Luhut Binsar Pandjaitan dan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti. [suara.com/Welly]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkopolhukham), Luhut Binsar Panjaitan meminta aparat lebih selektif dalam menindak penggunaan logo palu arit. Saat dimintai tanggapannya atas penangkapan sejumlah orang yang menjual dan menggunakan kaos berlogo palu arit beberapa hari lalu, Luhut menilai apa yang dilakukan aparat agak berlebihan.

"Kalau ada satu atau dua kasus, ini juga bisa jadi tren anak muda juga. Lihat-lihatlah, jangan berlebihan," kata Luhut di Jakarta, Senin (10/5/2016).

Kendati begitu, Luhut memastikan jika pemerintah tetap memerhatikan fenomena yang terjadi.

"Bukan hanya komunis. Tadi saya bilang sama pak Kapolri kalau ada ormas yang tidak sesuai Pancasila juga akan ditindak," ujar dia.

Sementara itu, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menuturkan publikasi ajaran komunisme, marxisme, dan leninisme di Indonesia bisa dianggap melanggar hukum. Itu didasarkan pada Undang-Undang Nomor 27 tahun 1999 tentang perubahan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang Berkaitan dengan Kejahatan Terhadap Keamanan Negara.

"Sekarang kalau kamu lihat lambang palu-arit apa pandanganmu? Kan bisa itu merupakan bagian dari sosialisasi. Kita coba akan terapkan undang-undang itu. Jangan main-main sama logo itu," kata Badrodin.

Namun pemakaian dan pembahasan ajaran komunisme di situasi tertentu bisa saja diizinkan selama dalam kepentingan kajian akademik.

"Kalau di kampus kan bebas, kan tidak ada masalahnya boleh saja. Tapi kalau mengadakan simposium di hotel, tidak ada izinnya, ya tidak bisa," kata dia. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI