Suara.com - Ratusan kader dan alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) mendatangi Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi untuk menuntut Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang menyatakan permintaan maaf secara langsung. Aksi demo tersebut buntut dari pernyataan Saut yang dinilai melecehkan HMI.
Memulai pada Senin (9/5/2016) siang hari tadi, mereka terus berteriak dan meinta Saut untuk keluar dari Gedung KPK. Namun, permintaan tersebut tidak terpenuhi sehingga berujung pada aksi anarkis.
Mereka pun mulai merusaki Pintu Gerbang masuk Gedung KPK, memecahkan kaca los satpam KPK. Tidak hanya itu, mereka mencopot tulisan Komisi Pemberantasan Korupsi pada plank yang berbentuk tembok di depan Gedung KPK.
Dari puluhan huruf yang membentuk tulisan KPK tersebut, ada sejumlah yang berhasil digasak oleh para pendemo. Huruf-huruf yang dicopot tersebut pun meluncur masuk ke dalam got yang ada di depan KPK.
Selain itu, tempat sampah dan kursi untuk tempat penumpang menunggu bus pun ikut dibuang ke dalam selokan oleh pendemo. Selain itu, tak luput juga beberapa vas bunga dipecahkan, dan tamannya pun diporak-porandakan.
Tidak hanya korban materi, dalam aksi brutal dengan lemapran batu masa HMI tersebut, terdapat tiga orang polisi yang mengalami luka parah di bagian kepalanya. Sementara yang lainnya, hanya terkena pukulan dan tendangan saja.
Tiga polisi yang terluka tersebut terjadi saat hendak menghalau batu hasil lemparan para pendemo yang diarahkan ke dalam Gedung KPK. Meski begitu, ada sejumlah batu yang masih lolos menembus pintu masuk lobi KPK.