Lebih lanjut Imam menilai, kelompok- kelompok radikal saat ini, telah membangun ideologi yang merujuk pada elemen-elemen dalam ajaran Islam yang otoritatif, penafsirannya yang sesuai dengan ideologi politik mereka sendiri.
Dirinya menambahkan, NU dan kalangan Islam moderat lainnya ditantang untuk menegaskan interpretasi Islam yang benar, argumentatif dan kokoh serta secara tuntas menolak ideologi radikal.
"Kami dituntut untuk menjernihkan, mana tafsir yang harus ditolak dan mana yang harus dikembangkan. Dalam hal ini kami mengajak seluruh dunia untuk mendukung tafsir kalangan moderat dan memarginalkan tafsir radikalisme," ungkapnya.
Acara ini dibuka oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dan dihadiri oleh diantaranya mantan Presiden ke lima Megawati Soekarnoputri, Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Agama Lukman Hakim Syaifudin dan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj.