Suara.com - Ada enam siswi yang melakualn tindakan tak terpuji atau bullying kepada adik kelasnya di sekolah SMA 3 Setiabudi, Jakarta Selatan beberapa waktu lalau dinyatakan tidak lulus Ujian Nasional. Hal ini berdasarkan hasil rapat dewan guru yang memutuskan sanksi bagi enam siswi yang duduk di kelas XII tersebut.
Menanggapi hal ini, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan akan memanggil kepala sekolah untuk meminta penjelasan alasan 6 siswi pelaku bullying tak lulus.
"Saya akan panggil kepala sekolahnya, apa alasannya," kata Djarot usai menghadiri acara di Gedung Joeang, Jakarta Pusat, Minggu (8/5/2016).
Mantan Wali Kota Blitar ini secara tidak langsung setuju dengan sanksi berat pelaku bullying di sekolah. Menurutnya dengan sanksi tersebut diharapkan kakak kelas tidak seenaknya dengan anak baru di sekolah.
"Jadi jika seperti itu kita jadi tahu, sehingga kita nggak gampang menghakimi. Saya belum dapet laporan tentang itu (dia tidak lulus UN)," kata Djarot.
Saat ditanya apakah keenam siswi tersebut masih akan diperbolehkan sekolah di SMA 3, Djarot belum bisa memastikan, langkah kedepan kata Djarot ialah meminta keterangan dari kepala sekolah.
"Nanti akan kami undang dulu kepala sekolah, nanti keputusan seperti apanya nanti," kata Ketua DPP Bidang Organisasi dan Pengkaderan PDIP tersebut.
Diketahui, kasus ini bermula dunia maya dihebohkan dengan beredarnya video berdurasi 37 detik yang memperlihatkan siswi senior tengah melakukan bullying terhadap adik kelasnya di SMA 3 Jakarta di Setiabudi, Jakarta Selatan.
Dalam video itu beberapa siswi SMA terlihat dikumpulkan dengan posisi jongkok oleh siswi senior. Tak luput kata kata kasar dan makian kepada siswi yang sednag jongkok.
Selain itu di video ini juga terlihat ada siswi yang diguyur kepalanya dengan air di dalam botol. Tak sampai di situ, kelakuan tak terpuji kembali diperlihatkan siswi senior, mereka miminta salah seorang siswi yang sedang jongkok untuk memakai bra di luar baju sekolah, dan sambil disuruh merokok.