Suara.com - Terseretnya nama mantan Ketua DPR RI Setya Novanto dalam kasus dugaan korupsi 'Papa Minta Saham' PT Freeport diduga kuat berujung merosotnya citra Partai Golkar di mata masyarakat. Hal ini disampaikan Barisan Pemuda-Mahasiswa (BPM) NTT Peduli Golkar menyusul nama Novanto masuk dalam calon ketua umum Partai Golkar.
"Keterlibatan Setya Novanto (SN) dalam skandal illegal mega proyek PT. Freeport tidak hanya menyeret citra institusi DPR, melainkan juga reputasi dan preseden negatif terhadap Partai Golkar yang merupakan salah satu pilar demokrasi dalam sejarah bangsa ini," kata Ketua BPM NTT Peduli Golkar Guche Montero saat menggelar konferensi pers di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (8/5/2016).
Selain menyoalkan soal kasus yang melibatkan Setya Novanto, Guche juga menyayangkan tindakan Novanto terkait pertemuannya dengan calon Presiden Amerika Serikat Donald Trump beberapa waktu lalu. Dia sendiri menilai pertemuan tersebut tidak pantas dilakukan seorang pimpinan DPR lantaran dianggap telah menyalahi etika anggota dewan.
"Catatan tidak wajar dan kontroversial dari seorang pejabat publik juga pejabat parpol kembali dilakukan Setya Novanto ketika melakukan pertemuan eksklusif dengan calon Presiden AS, Donald Trump," kata dia.
Menurutnya, meski telah mengundurkan diri sebagai Ketua DPR, sakit hati masyarakat belum pulih. Pasalnya, kata dia, budaya korupsi masih melekat di lingkungan anggota dewan.
"Pilihan untuk mengundurkan diri dari posisi sebagai Ketua DPR RI tidak serta-merta memulihkan citra perilaku koruptif," katanya.