Suara.com - Ahli Neuropsikologi atau psikologi syaraf, Ihsan Gumilang, mengungkapkan pandangannya soal kekerasan seksual disertai pembunuhan terhadap seorang siswi SMP bernama Yuyun (14). Menurut Ihsan, perbuatan keji ke-14 pelaku itu bukan disebabkan faktor minuman keras semata. Menurutnya justru, otak ke-14 pemuda tersebut sebelumnya sudah kerap diisi konten-konten porno (pornografi).
"Dalam pemberitaan banyak yang mengatakan dari minuman keras (pemicunya). Coba kita tanya masing-masing pelaku, pasti banyak yang mengakses situs porno. Mereka seperti kecanduan sehingga berkeinginan untuk melampiaskannya. Miras jadi faktor sekunder. Kalau dilihat dari kacamata psikologi, orang kecanduan nonton pornografi, dia pasti cenderung melampiaskannya," papar Ihsan, dalam diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (7/5/2016).
Ihsan menambahkan, bila dilakukan pendekatan melalui ilmu neuropsikologi, struktur otak di bagian pusat memiliki respon dengan merekam hal-hal yang sifatnya kriminal, pornografi, maupun materi lain. Menurutnya, bila otak merespon salah konten tersebut, maka otak akan semakin merangsang badan untuk melampiaskannya. Dia mengibaratkan itu seperti teori "bom waktu".
"Bila itu aktif, otak pasti mencari jalan keluar. Itu seperti hormon Dopamine. Ketika dipaksa dengan porno, dia kebanjiran, (dan) orang itu akan cenderung melakukan (aktivitas) seks," ujar Ihsan.
Dikatakan Ihsan lagi, bila memang ke-14 pelaku pembunuh Yuyun hanya mengonsumsi miras dan merespon kekerasan saja, besar peluang pelaku tidak akan sampai menghabisi korban. Menurutnya, itu karena pelaku kerap mengonsumsi konten pornografi, yang kemudian ditambah dengan faktor minuman keras, sehingga terjadilah peristiwa yang menimpa korban Yuyun.
"Untuk self control, otak belakang tidak aktif lantaran alkohol menekan otak di bagian dahi. Otak nggak bisa dikontrol. Dengan otak tengah yang kerap memotret konten pornografi, maka terjadilah kasus Yuyun ini," tandas Ihsan.