Khan, Muslim Pertama yang Terpilih Jadi Wali Kota London

Liberty Jemadu Suara.Com
Sabtu, 07 Mei 2016 | 06:12 WIB
Khan, Muslim Pertama yang Terpilih Jadi Wali Kota London
Sadiq Khan, Muslim pertama yang terpilih menjadi Wali Kota London, Inggris dalam pemilihan umum, Jumat (6/5) [Reuters/Paul Hackett].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sadiq Khan terpilih menjadi Wali Kota London pertama yang beragama Islam, demikian diwartakan media-media Inggris, Jumat (6/5/2016). Politikus asal Partai Buruh itu mengalahkan Zac Goldsmith dari Partai Konservatif dalam pemilihan umum ketat, yang diwarnai kampanye bernuansa SARA.

Meski pengumuman resmi hasil pemilihan belum diumumkan hingga Jumat malam, tetapi Partai Buruh telah mengklaim kemenangan Khan. Sejumlah pemimpin dunia juga telah mengirim ucapan selamat kepada politikus 45 tahun berdarah Pakistan itu.

"Mengirim ucapan selamat untuk wali kota baru London, sesama rekan yang memperjuangkan perumahan murah," tulis Wali Kota New York, Amerika Serikat di media sosial Twitter, sembari menyebut akun Khan, @SadiqKhan.

 Ucapan selamat juga datang dari Perdana Menteri Prancis, Manuel Valls.

"Selamat @SadiqKhan untuk kemenangan yang luar biasa di London. Berharap bisa menyambut Anda di Prancis," tulis Valls juga di akun Twitter-nya.

Menurut perhitungan sementara yang ditayangkan oleh BBC dan The Guardian hingga Sabtu dini hari waktu Indonesia (7/5/2016), Khan telah meraih 44,2 persen suara, sementara Goldsmith meraih 35,6 persen suara.

Kemenangan Khan dinilai penting karena ia mewakili kaum minoritas di Inggris - seorang keturunan imigran Pakistan yang beragama Islam, dan berasal dari kelas bawah. Ayahnya bekerja sebagai sopir bus di London. Keluarganya menyewa rumah yang disediakan pemerintah di salah satu lingkungan miskin di selatan London.

Sementara lawannya, Goldsmith (41), adalah putera seorang jutawan terkemuka di Inggris.

Dalam kampanye jelang pemilihan, Goldsmith menuding Khan sebagai pendukung ideologi radikal karena pernah berbicara di podium yang sama dengan seorang ulama garis keras dan memberikan angin segar kepada para ekstremis.

Tudingan Goldsmith itu dinilai sebagai bentuk kampanye busuk di Inggris, meski juga dibela oleh para politikus Konservatif.

REKOMENDASI

TERKINI