Suara.com - Seorang anggota dewan legislatif di Goa, negara bagian India, telah dituduh membeli, mempergunakan obat terlarang dan memerkosa seorang remaja putri berusia 16 tahun dalam kasus yang akan diikuti secara ketat oleh para aktivis anti perbudakan.
Atanasio Monserrate, seorang legislator independen di dewan perwakilan di Goa, telah ditahan pada Kamis (5/5/2016) setelah remaja tersebut melaporkan kepada polisi bahwa ia juga dijual kepada Atanasio oleh ibunya dan seorang wanita lain.
Mantan menteri pendidikan Goa itu mungkin jadi orang pertama sebagai pembuat hukum yang dituduh berdasarkan legislasi perdagangan manusia yang diberlakukan baru-baru ini, kata polisi, Jumat (6/5).
"Kami menuduhnya dengan pasal berbagai pelanggaran termasuk kaitan dengan obat terlarang, serangan seks dan perdagangan manusia," tutur seorang perwira polisi yang terlibat dalam investigasi kepada Thomson Reuters Foundation lewat telepon dari Panaji, ibu kota Goa.
"Saya tak punya angka-angka, tetapi ya, ini bisa jadi anggota pertama dewan legilatif dituduh berdasarkan ayat 370 yang terkait dengan perdagangan manusia." Perwira dari unit kejahatan itu yang namanya tak bersedia disebutkan, mengatakan Monserrate, mantan anggota oposisi utama Partai Kongres, telah membantah tuduhan-tuduhan tersebut dan mengatakan ada konspirasi terhadap dirinya oleh para penentang politiknya.
Remaja itu, dari St Cruz, konstituen yang Monserrate wakili, mengatakan kepada polisi bahwa ibunya menjual diri untuk bekerja pada anggota dewan itu, tetapi ia mengurungnya, memberi minuman yang dicampur obat bius dan memperkosanya berkali-kali.
Polisi tidak mengungkap jumlah uang untuk menjual remaja itu, tetapi media lokal melaporkan remaja tersebut menyebut angka lima juta dolar (75.000 dolar AS) dalam pernyataannya kepada polisi.
Ibunya juga didakwa berdasakan UU perdagangan manusia dan kini dimintai keterangan dan pencarian sedang dilakukan atas wanita kedua, kata polisi.
India adalah rumah bagi lebih 14 juta dari 36 juta korban perbudakan sedunia, mulai dari kerja paksa sampai prostitusi, demikian Indeks Perbudakan Global 2014.
Para pegiat di Goa memperkirakan ribuan wanita dan anak-anak dari Nepal, Bangladesh, Thailand dan dari negara-negara bagian di India bekerja di kawasan pesisir di bagian barat India itu, terkenal akan pantai-pantai pohon palm dan kehidupan malam.
Banyak yang dieksploitasi untuk bekerja di rumah-rumah bordil, salon kecantikan, spa dan bar atau digunakan sebagai pembantu rumah atau bekerja dalam industri rumah sakit.
Para pegiat mengatakan mereka akan mengikut dari dekat kasus yang menimpa perempuan itu. (Antara)
Dituding Perkosa Remaja Putri, Anggota Dewan di India Ditahan
Tomi Tresnady Suara.Com
Jum'at, 06 Mei 2016 | 23:53 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Masa Depan Uang Digital: Mampukah India Pertahankan Dominasinya di Tengah Krisis?
21 Desember 2024 | 10:00 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI