Menteri Yohana Ibaratkan Kasus Yuyun seperti Gunung Es

Rabu, 04 Mei 2016 | 13:58 WIB
Menteri Yohana Ibaratkan Kasus Yuyun seperti Gunung Es
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise di acara Proklamasi Anak Indonesia di Bundaran Hotel Indonesia, Minggu (2/8). [suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise menggambarkan kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan seperti fenomena gunung es. Soalnya, banyak kasus di berbagai daerah di Indonesia yang tak teridentifikasi.

‎"Saya pikir ini fenomena gunung es, kita tidak tahu ke dalam-dalamnya. Di mana ada perempuan dan anak, pasti ada kekerasan yang tidak diungkapkan, tidak diketahui oleh kita," kata Yohana usai menghadiri acara di Hotel Peninsula, Jakarta, Rabu (4/5/2016).

Pernyataan Yohana terkait dengan kasus yang dialami Yuyun (14), pelajar SMP asal Desa Padang Ulak Tanding, Kecamatan Rejang Lebong. Yuyun diperkosa oleh 14 pemuda usai pulang sekolah pada pertengahan April, dan setelah itu dia dibunuh.

Menurut Yohana sejauh ini belum ada data yang dikeluarkan lembaga yang dinyatakan valid mengenai kasus tersebut. Yohana mengatakan kementeriannya saat ini tengah bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik untuk mendapatkan datanya.

"(Kalau jumlah) sebenarnya tinggi menurut saya, lebih tinggi dari perkirakan kita. Tahun ini kita akan lakukan survei kekerasan secara ‎nasional, mudah-mudahan datanya pasti," kata dia.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak membentuk unit satuan tugas untuk mendeteksi kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di lapangan. Satgas akan bekerja sampai ke tingkat desa dan kelurahan serta bekerjasama dengan Pusat Pelayanan Terpadu ‎Perempuan dan Anak.

"Jadi kami bisa menyelesaikan keluhan yang masuk kepada kami. Dari unit ini kita bisa menyelesaikan semua. Bila harus dibawa ke ranah hukum, maka dibawa ke ranah hukum," kata dia.

‎Satgas juga bekerjasama dengan polisi, tokoh adat, tokoh agama, aktivis perempuan, dan LSM.


"Kami juga punya Intelijen khusus yang kami pakai untuk kasus trafficking, dimana perempuan dan anak jadi korban," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI