Suara.com - Libur Hari Buruh dinodai oleh lonjakan jumlah kematian di jalan, dengan sebanyak 237, di seluruh Afrika Selatan. Hal ini disampaikan Menteri Perhubungan, Dipuo Peters pada Selasa (3/5/2016) waktu setempat.
Kematian tahun ini naik lebih dari 40% dibandingkan dengan tahun lalu. Untuk selama libur Hari Buruh diwarnai korban jiwa akibat kecelakaan lalu lintas.
Menteri tersebut mengatakan kebanyakan kematian di jalan raya terjadi akibat orang mengemudi dalam keadaan mabuk, mengebut, sembrono dan lalai serta menerobos jalur pembatas.
"Saya sangat terkejut oleh empat tabrakan besar yang menewaskan tak kurang dari 30 orang di seluruh negeri ini," kata Dipuo Peters.
Salah satu peristiwa tabrakan besar terjadi di Randfontein, Gauteng, menewaskan sebanyak 15 orang. Kecelakaan itu terjadi ketika satu truk bertabrakkan dengan taksi busmini.
Sementara itu di Cape Barat, lima orang tewas ketika satu SUV menabrak sedan di George, tulis Xinhua. Sedangkan Di Provinsi Limpopo, sembilan orang, termasuk tujuh mahasiswa dari Wits University di Johannerburg meninggal, ketika satu busmini menabrak mobil gandengan di dekat Nylplaza di Mokopane.
Kecelakaan juga terjadi melibatkan empat mobil di satu jalan raya di antara London Timur dan Mooiplaas di Cape Timur, satu orang tewas.
Maraknya kecelakaan itu tetap terjadi, meskipun ada peningkatan kegiatan pengawasan guna menjamin keselamatan di jalan, dan polisi mensahkan kebijakan non-toleransi dan tanpa belas kasih buat pelanggar peraturan lalu lintas.
Kematian di jalan adalah fenomena yang sering terjadi, terutama selama hari libur. Afrika Selatan merupakan termasuk di antara negara yang memiliki angka kematian di jalan paling tinggi.
Negara tersebut, rata-rata, menghadapi lebih dari 700.000 kecelakaan yang merenggut tak kurang dari 14.000 jiwa per tahun, demikian data resmi dari pemerintah negeri itu.