Suara.com - Demonstrasi warga di depan gedung Balai Kota DKI dan KPK, Selasa (3/5/2016) siang, juga diikuti oleh puluhan pelajar SMP dan SMA.
Menurut keterangan salah satu siswa berinisial Fan (14), dia dan teman-temannya dari pemukiman Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, ikut demo karena sekolahnya libur dan dia diajak paman.
"Saya diliburin sekolah, iya saya mau ikut demo ini karena diajak sama om saya," kata Irfan (14) ditemui Suara.com di depan gedung KPK, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan.
Sebagian anak mengaku sengaja tidak masuk sekolah demi ikut demo. Seperti Dik (16), dia dan teman-temannya kompak bolos sekolah untuk ikut para orangtua demo.
"Kalau saya emang sengaja bolos, teman saya juga begitu sama semua, pada bolos," kata salah satu pelajar SMK di Pluit, Jakarta Utara.
Para pelajar mengaku ikut demo untuk menyuarakan aspirasi warga Luar Batang yang menolak rencana pemerintah menertibkan pemukiman padat penduduk.
Di depan gedung KPK, ratusan warga yang mengatasnamakan sejumlah kelompok demonstrasi untuk mendesak komisioner KPK segera menyelesaikan kasus dugaan suap dalam pembahasan aturan reklamasi Teluk Jakarta dan dugaan penyimpangan dalam pembelian tanah untuk Rumah Sakit Sumber Waras.
"KPK harus segera tangkap Ahok (Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama), harga mati tangkap dan turunkan Ahok. Tangkap Ahok, tangkap Ahok, KPK tidak boleh takut dengan Ahok, pribumi bersatu, kita harus bersatu," kata orator di depan gedung KPK.
Mereka tidak percaya dengan kepemimpinan Ahok. Mereka juga menuntut KPK serius mengusut kasus-kasus itu.
"Saudara-saudara, kita sudah ditipu oleh KPK, padahal Ahok sudah jelas. KPK sudah melakukan pengkhianatan, pengkhianatan yang dilakukan oleh KPK," katanya.
Mereka menuding kebijakan Ahok membeli tanah untuk RS Sumber Waras telah mengakibatkan kerugian keuangan negara. Mereka mengacu pada data BPK Provinsi DKI Jakarta yang menemukan indikasi kerugian keuangan. (Leonard Ardy Konay)