Lembaga Swadaya Masyarakat SIMPONI (Sindikat Musik Penghuni Bumi) meminta kaum laki-laki harus ikut berpartisipasi dalam penghapusan kekerasan seksual. Sebab laki-laki harus memiliki tanggung jawab untuk mengajarkan keadilan gender.
Hal ini menyusul matinya seorang pelajar berinisial YY akibat diperkosa dan kemudian dibunuh ditangan 14 orang pemuda di Bengkulu.
"Laki-laki harus bertanggungjawab jawab, laki-laki harus merubah perilaku, karena perempuan dan anak bukan objek seksual,"ujar aktivis SIMPONI Berkah Gamulya di Kantor LBH, Jakarta, Selasa (3/5/2016).
Menurutnya, laki -laki masih menganggap perempuan sebagai objek seksual semata. Oleh karena itu laki-laki memiliki tanggung jawab sosial untuk mengajarkan anak-anak untuk tidak melakukan kekerasan seksual.
"Karena pelaku kekerasan seksual mayoritasnya laki-laki," ucapnya.
Kata Berkah, menurut data PBB satu dari setiap empat laki-laki di Asia Pasifik mengaku pernah menjadi pelaku kekerasan seksual terhadap perempuan.
"Satu dari setiap empat laki-laki pernah melakukan kekerasan terhadap perempuan," jelas Berkah.
Lebih lanjut dirinya meminta pemerintah harus bertanggungjawab untuk mengesahkan Rancangan Undang-undang Penghapusan Kekerasan Seksual.
"Jadi ini darurat kekerasan seksual. Negara harus melakukan langkah-langkah yakni mengesahkan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual," ungkapnya.