Suara.com - Ratusan orang yang menamakan diri Aliansi Masyarakat Jakarta Utara, siang ini, demonstrasi di depan Balai Kota Jakarta. Mereka tidak puas dengan kepemimpinan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan menuntutnya turun dari jabatan.
Alasan mereka menuntut Ahok turun, antara lain karena kebijakan Ahok dianggap tidak pro terhadap wong cilik.
Misalnya, kebijakan penertiban pemukiman padat penduduk seperti di kawasan Pasar Ikan, Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara. Akibat penertiban, menurut mereka, sebagian warga hidupnya semakin susah karena kehilangan tempat tinggal.
Kebijakan lain yang dianggap tidak pro wong cilik adalah reklamasi Teluk Jakarta. Pembuatan 17 pulau di Teluk Jakarta, katanya, telah menghilangkan mata pencaharian nelayan di Jakarta Utara.
Dalam aksi siang ini, mereka meminta pemerintah menghentikan kebijakan tersebut.
Mereka juga tidak suka dengan gaya kepemimpinan Ahok, seperti ketika berurusan dengan Rustam Effendi yang berujung mundurnya Rustam dari jabatan wali kota Jakarta Utara.
"Pernyataan Ahok memfitnah wali kota Jakarta Utara berafiliasi dengan lawan politiknya, Yusril Ihza Mahendra, dan menyebabkan mundurnya Rustam, tidak pantas," kata kata orator.
Warga yang ikut demo di depan kantor Ahok mengatasnamakan ormas, di antaranya FBR, Pembela Tanah Air, dan Laskar Kampung Luar Batang.
Aksi tersebut mendapat penjagaan ketat dari aparat keamanan.
Satu armada mobil water cancon dan baraccuda -- kendaraan penghalau massa -- disiagakan di sekitar lokasi.