Suara.com - Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak terpengaruh oleh wacana PDI Perjuangan akan mengusung Tri Rismaharini dan Djarot Saiful Hidayat untuk maju di bursa pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jakarta periode 2017-2022. Saat ini, Risma menjabat wali kota Surabaya dan Djarot menjabat wakil gubernur Jakarta.
"Biasa itu," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (2/5/2016).
Dia mengatakan kehadiran Risma di bursa pilkada akan bernilai positif karena masyarakat Jakarta punya pilihan kandidat.
"Saya pikir itu malah untungkan orang jakarta saja, karena ada pilihan, gitu aja sih," kata Ahok.
Tetapi, Ahok mengaku tak mau pusing-pusing memikirkan persiapan partai politik untuk mengusung kandidat di pilkada nanti. Menurut Ahok, itu urusan partai politik.
"Nggak tahu saya, urusan partai," kata Ahok.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto memberi sinyal jika Risma akan dicalonkan untuk bertarung di Pilkada DKI Jakarta periode 2017-2022.
Sinyal tersebut disampaikan Hasto ketika mendampingi Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menghadiri acara Hari Lahir ke 93 Nahdlatul Ulama di Pasuruan, Jawa Timur, pada Sabtu (30/4/2016) kemarin.
Secara terpisah, Megawati juga belum memberikan penjelasan lebih lanjut soal rencana ingin memboyong Risma untuk maju di DKI 1.
"Semuanya kan sudah tahu bahwa pemilihan kepala daerah masih lama 2017," kata Megawati usai menjadi pembicara dalam acara forum diskusi di Double Tree, Menteng, Jakarta, Senin (2/5/2016).
Anak kandung mantan Presiden Soekarno tersebut meminta agar seluruh pihak bisa bersabar mengenai siapa calon yang akan diusung partainya.
"Sudah, sabar saja," kata dia.
Kemarin, Hasto menjelaskan ada beberapa daerah yang pada pilkada lalu meraih suara cukup signifikan, salah satunya Surabaya sehingga termasuk dalam kriteria di internal partai politik.
"Ada sekitar delapan daerah yang suaranya di atas 82 persen dan mereka mendapat kesempatan sama, bahkan untuk memimpin DKI sekalipun," kata dia.
Para kepala daerah yang dipertimbangkan ini, kata dia, merupakan langkah proaktif partai untuk mencari sosok sesuai keinginan rakyat di Jakarta.
Kendati demikian, PDI Perjuangan tetap menghormati proses penjaringan di internal yang maju melalui pendaftaran sebagai bakal calon gubernur maupun wakil gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.