Kasus Pemerkosaan Anak Terungkap, Paus Minta Pelaku Dihukum Berat

Ruben Setiawan Suara.Com
Senin, 02 Mei 2016 | 14:26 WIB
Kasus Pemerkosaan Anak Terungkap, Paus Minta Pelaku Dihukum Berat
Paus Fransiskus. (Reuters)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Paus Fransiskus, pada Minggu (1/5/2016) menyatakan kegeramannya terhadap para pengidap pedofilia yang melakukan kejahatan seksual pada anak-anak. Paus menegaskan, orang-orang tersebut layak mendapat hukuman berat atas kejahatannya.

Pernyataan Sri Paus disampaikan menyusul terungkapnya detil-detil kasus kematian seorang gadis berusia enam tahun pada 2014 silam di Italia. Sang gadis diduga tewas setelah dilempar dari balkon gedung delapan lantai oleh seorang pedofil.

"Ini adalah sebuah tragedi. Kita tidak bisa mentoleransi pelecehan terhadap anak kecil," kata Sri Paus di Vatikan.

"Kita harus melindungi anak-anak dan menghukum berat para pelakunya," sambung Bapak Suci.

Sebenarnya, Gereja Katholik sendiri berulang kali diguncang skandal pastor pedofilia. Namun, Sri Paus memilih tidak menyinggung hal tersebut, seperti pada kesempatan-kesempatan sebelumnya.

Masyarakat Italia dikejutkan oleh serangkaian detil kasus kematian Fortuna, seorang gadis enam tahun pada bulan Juni 2014 silam. Fortuna terjatuh dari sebuah balkon gedung delapan lantai di Naples, Italia.

Setelah membuka kembali kasus tersebut, polisi menetapkan seorang lelaki berusia 43 tahun sebagai tersangka. Ia dituduh melempar si gadis hingga tewas setelah terlebih dahulu memperkosanya. Polisi menduga, pelaku nekat membunuh untuk menghilangkan jejak.

Si lelaki, yang juga dituduh mencabuli seorang bocah lain kini ditahan di Roma. Ia membantah tuduhan yang diarahkan kepadanya.

Pada Sabtu (31/4/2016), Presiden Italia Sergio Mattarella menyerukan agar kasus tersebut ditangani secara cepat dan pelaku dihukum berat.

Terlepas dari kasus ini, kasus pelecehan anak-anak oleh pastor telah menjangkiti Gereja Katholik Roma selama beberapa dekade. Beberapa diantaranya adalah skandal di Negara Bagian Louisiana yang terjadi pada era tahun 1980an namun baru meledak pada tahun 2002.

Meski Paus menyerukan tak memberikan toleransi kepada para pelaku, kelompok-kelompok yang membela para korban menudingnya tak berbuat banyak. Mereka mengatakan, seharusnya Fransiskus bekerja lebih keras untuk membuat para uskup bertanggungjawab apabila terbukti menyembunyikan kasus atau tidak mencegah perbuatan itu terjadi. (Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI