Tim Surya Paloh Ikut Bebaskan 10 Sandera, Begini Kronologisnya

Siswanto Suara.Com
Minggu, 01 Mei 2016 | 22:02 WIB
Tim Surya Paloh Ikut Bebaskan 10 Sandera, Begini Kronologisnya
Foto 10 ABK WNI yang baru dibebaskan dari kelompok Abu Sayyaf [Foto: Biro Pers Setpres]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Reporter Metro TV Desi Fitriani ikut menjadi saksi pembebasan 10 sandera dari tangan kelompok Abu Sayyaf.

Menurut pernyataan tertulis dari Deputi Chairman Media Group Rerie L. Moerdijat yang diterima Suara.com, Minggu (1/5/2016), setelah sandera diserahkan kepada tim kemanusiaan Surya Paloh, Yayasan Sukma, di Pantai Parang, setelah menunggu empat jam, para sandera dibawa ke rumah Gubernur Zulu selama sekitar satu setengah jam untuk proses verifikasi, makan serta ramah tamah.

Setelah itu, mereka langsung diterbangkan dari Zulu menuju Zambonga menggunakan dua helikopter jenis UH 1 H.

Di Zambonga, menurut reporter Metro TV Marializia Hasni di lokasi kejadian, sandera tiba pukul 16.30 waktu Filipina.

Mereka langsung menjalani proses verifikasi dan pemeriksaan kesehatan dari tim keamanan Filipina.

Selanjutnya, mereka dibawa untuk dilakukan briefing serta pemeriksaan mengenai apa saja yang telah terjadi pada mereka selama masa penyanderaan.

Mereka sampai diminta mengenali kelompok-kelompok Abu Sayyaf lainnya. Meski kelelahan akibat perjalanan panjang, mereka dalam kondisi yang sehat dan cukup baik untuk dapat kembali pulang.

Kemudian pemerintah Filipina menyerahkan secara resmi para sandera kepada pihak Kedubes Indonesia di Malaysia dan perwakilan Partai Nasdem Victor B. Laiskodat

Dari Zambong, 10 sandera dipulangkan ke Tanah Air, menggunakan pesawat khusus tim kemanusiaan Surya Paloh di bawah pimpinan Victor Laiskodat didampingi oleh Kedutaan Besar Indonesia di Filipina Edi Mulya, untuk kemudian diserahkan kepada pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

Penculikan terhadap 10 sandera terjadi tanggal 27 April. Penculik di bawah pimpinan Tawing Umair ingin menculik pebisnis di Pulau Tawi Tawi, Filipina Selatan. Namun gagal karena pebisnis tersebut mendapatkan pengawalan ketat. ‎Dalam perjalanan pulang dari Tawi Tawi ke arah utara berpapasan dengan kapal Indonesia Brahma 12 yang berisi 10 WNI, kemudian jadi sasaran.

ABK yang disandera kemudian dititipkan di tempat aman di bawah pimpinan Al Habsy, namun pemilik sanderanya tetap Tawing Umair.

Tim kemanusiaan Surya Paloh sejak awal sudah melakukan komunikasi intensif dengan tim Tawing di bawah koordinasi pemerintah Republik Indonesia.

Proses pembebasan berlangsung lancar. Selama melakukan pendekatan, Yayasan Sukma memakai metode pendekatan pendidikan karena yayasan ini sudah lebih dulu bekerjasama dengan pemerintah otonomi Moro Selatan.

REKOMENDASI

TERKINI