Suara.com - Malam ini, 10 WNI yang dibebaskan kelompok Abu Sayyaf diterbangkan ke Jakarta.
Dalam konferensi pers di Istana Bogor, Jawa Barat, petang tadi, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan pembebasan 10 sepuluh dari 14 sandera tersebut merupakan operasi intelijen. Operasi tersebut, katanya, di bawah komando intelijen TNI.
Sama seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo, kata Gatot, kesepuluh WNI dalam keadaan sehat saat dibebaskan kelompok Abu Sayyaf.
Gatot mengatakan dalam upaya membebaskan sandera, pemerintah memprioritaskan keselamatan para .
"Itu kata kuncinya," kata Gatot.
Mengenai empat WNI yang masih disandera, kata Panglima TNI, saat ini masih dalam tahap negosiasi. Negosiasi dibantu otoritas Filipina.
Gatot optimistis dalam waktu dekat mereka akan dibebaskan.
Informasi pembebasan 10 WNI pertamakali diberitakan media Filipina.
"Kami diinformasikan bahwa ada orang tak dikenal yang mengantarkan (tawanan) warga Indonesia di depan kantor Gubernur Sulu Abdusakur Toto Tan," kata Kepala Polisi Sulu Wilfredo Cayat.
"Kemudian mereka dibawa ke dalam lalu diberi makanan. Gubernur kemudian menelepon saya dan menyerahkan kesepuluh orang tadi ke kami. Sekarang kami akan membawa ke-10 orang tadi ke Zamboanga dan mengembalikan mereka ke kantor konsuler," Wilfred menambahkan.
Menurut berita Inquirer, kesepuluh WNI dibebaskan setelah Abu Sayyaf menerima uang tebusan sebesar 50 juta peso.
"Mereka dibebaskan antara hari Jumat dan Sabtu di sebuah tempat di Luuk Town," kata seorang sumber.