Suara.com - Isu penolakan reklamasi Teluk Jakarta dan penggusuran juga diangkat dalam perayaan Hari Buruh Internasional di Jakarta, Minggu (1/5/2016). Kenapa mereka mengangkat isu tersebut?
"Ya kami nolak ada berapa pertimbangan, pertama di situ ada buruh pelabuhan ada buruh informal, di Pasar ikan, di Kalijodo ataupun penggusuran Kampung Pulo," kata Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia Said Iqbal di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (1/5/2016).
Said Iqbal menambahkan sebagian buruh pelabuhan ikut menjadi korban revitalisasi kawasan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara.
Kebijakan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama merevitaliassi kawasan Pasar Ikan membuat sebagian buruh pelabuhan kehilangan mata pencarian.
"Buruh-buruh pelabuhan yang selama ini di Pasar Ikan digusur dipindah rusun Marunda, mata pencaharian mereka terabaikan, ada buruh, menjadi anggota kami buruh pelabuhan bongkar muat yang tinggal Pasar Ikan," kata dia.
Serikat pekerja hari ini juga mendeklarasikan Organisasi Rakyat Indonesia dan Rumah Rakyat Indonesia.
Iqbal mengatakan deklarasi merupakan bentuk upaya politik kaum buruh sebagai kelompok yang juga memiliki kepentingan. Dengan adanya deklarasi, segala tuntutan buruh bisa dipertimbangkan pemerintah.
"Deklarasi organisasi massa adalah sebagai ormas, sebagai blok politik, kekuatan penekan, petani berjuang sendiri, nelayan berjuang sendiri, mahasiswa sendiri, buruh sendiri. Jadi kita mau satukan ini, ini di seluruh dunia wajar, buruh memainkan peranannya," katanya.
Pekan lalu, Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku heran kenapa mereka mengangkat isu reklamasi.
"Ya saya kira itu namanya hak mereka. Tapi kok buruh ada hubungannya dengan reklamasi?" ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (29/4/2016).