Suara.com - Saat ini 10 WNI yang telah dibebaskan dari sekapan kelompok Abu Sayyaf di Filipina sudah berada di dalam pesawat untuk diterbangkan ke Bandara Internasional Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Dengan demikian, tinggal empat anak buah kapal asal Indonesia yang masih disandera.
"Semua keadaan baik dan sehat, segera dipulangkan ke Indonesia," kata Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Jawa Barat, Minggu (1/5/2016).
Presiden Joko Widodo mengatakan pembebasan 10 sandera merupakan hasil diplomasi total yang melibatkan banyak pihak.
"Saya sampaikan terimakasih dan penghargaan kepada semua pihak, seluruh anak bangsa, yang telah membantu proses upaya pembebasan ini, baik secara formal maupun informal," katanya.
Presiden juga secara khusus mengucapkan terimakasih keapda Pemerintah Filipina atas bantuan selama upaya pembebasan.
"Tanpa kerja, tanpa kerjasama yang baik, tak mungkin membuahkan hasil yang baik," kata Presiden.
Upaya pembebasan terhadap 10 sandera berlangsung selama sekitar sebulan.
Informasi pembebasan 10 WNI pertamakali diberitakan media Filipina, Inquirer.net.
"Kami diinformasikan bahwa ada orang tak dikenal yang mengantarkan (tawanan) warga Indonesia di depan kantor Gubernur Sulu Abdusakur Toto Tan," kata Kepala Polisi Sulu Wilfredo Cayat.
"Kemudian mereka dibawa ke dalam lalu diberi makanan. Gubernur kemudian menelepon saya dan menyerahkan kesepuluh orang tadi ke kami. Sekarang kami akan membawa ke-10 orang tadi ke Zamboanga dan mengembalikan mereka ke kantor konsuler," Wilfred menambahkan.
Menurut berita Inquirer, kesepuluh WNI dibebaskan setelah Abu Sayyaf menerima uang tebusan sebesar 50 juta peso.
"Mereka dibebaskan antara hari Jumat dan Sabtu di sebuah tempat di Luuk Town," kata seorang sumber.