Hingga Minggu (1/5/2016) sore, ribuan buruh masih konsentrasi di seberang Istana Merdeka, Jakarta Pusat. Pekerja yang turun ke jalan untuk memperingati Hari Buruh Internasional tidak bisa mendekati gerbang Istana karena aparat kepolisian bersenjata lengkap memblokadenya.
Menurut pengamatan Suara.com, ribuan buruh yang berasal dari serikat pekerja saat ini berkumpul di depan kantor Kementerian Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan, Jalan Medan Merdeka Barat.
Di sana, mereka berorasi dan meneriakkan yel-yel perjuangan buruh.
Koordinator masing-masing buruh orasi di atas mobil komando. Sambil mendengarkan orasi, sebagian mereka memilih duduk-duduk di ruas jalan dan taman.
Ada pemandangan perilaku buruh yang tidak patut dicontoh dalam aksi tersebut. Sebagian dari mereka membuang bungkusan makanan dan minuman di sembarang tempat, seperti di taman, trotoar, dan di ruas jalan.
Pemandangan serupa juga terlihat di kawasan Tugu Monas, tempat bus-bus buruh diparkir. Buruh membuang sampah secara bukan pada tempatnya.
Ada pemandangan perilaku buruh yang tidak patut dicontoh dalam aksi tersebut. Sebagian dari mereka membuang bungkusan makanan dan minuman di sembarang tempat, seperti di taman, trotoar, dan di ruas jalan.
Pemandangan serupa juga terlihat di kawasan Tugu Monas, tempat bus-bus buruh diparkir. Buruh membuang sampah secara bukan pada tempatnya.
Akibatnya, kawasan tersebut terlihat kotor.
Aksi buruh dijaga ketat aparat keamanan. Di Jalan Medan Merdeka Utara, di samping Istana, tepatnya di depan kantor Kementerian Dalam Negeri, juga diblokade aparat kepolisian bersenjata lengkap.
Di sana juga disiagakan kendaraan baraccuda dan water cannon.
Buruh yang turun ke jalan berasal dari berbagai organisasi.
Aksi di depan gedung DPR tadi diikuti sekitar 2.000 buruh dari Serikat Pekerja Nasional dan Federasi Serikat Pekerja Otomotif Indonesia. Mereka membawa spanduk dengan tulisan: Indonesia Banyak Orang Pinter Berkedok Investasi Masak Mau Pakai Tenaga Asing" dan "Pak Jokowi Turunkan Harga BBM dan Sembako."
Mereka mengusung berbagai isu. Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia Said Iqbal mengatakan KSPI mengusung empat isu besar.
Pertama cabut Peraturan Pemerintah Nomor 78/2015 tenang pengupahan. Kedua, tolak upah murah, naikkan upah minimum 2017 Rp650 ribu, dan stop kriminalisasi buruh serta stop PHK.Aksi hari ini diikuti oleh berbagai organisasi buruh. Dalam pernyataan tertulis Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia Said Iqbal mengatakan ada empat isu yang diusung.
Ketiga, tolak proyek reklamasi dan tolak penggusuran serta tolak RUU tentang Pengampunan Pajak (tax amnesty). Dan keempat, deklarasi ormas buruh dengan nama Rumah Rakyat Indonesia dan ORI.
Selain di Jakarta, buruh juga demo di sejumlah kota besar, seperti Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan.