Suara.com - Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan penertiban kawasan Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, yang kemudian menuai polemik, sebenarnya sudah direncanakan pemerintah sejak 2014. Dia membantah rencana revitalisasi di kawasan tersebut terburu-buru.
"Sebetulnya itu tahun lalu pun tanah itu sudah mau dibeli. Jadi saya perlu jelaskan, ketika 2014 waktu kita mengeluarkan SK Gubernur untuk penataan Kota Tua, Sunda Kelapa dan Luar Batang kita mulai mencari tanah. Tapi dibilang tanah sengketa, akhirnya nggak jadi dibeli. Kalau dulu langsung dibeli kan sudah bisa dibangun," kata Ahok di rumahnya, Pantai Mutiara, Blok J, Nomor 39, Jakarta Utara, Minggu (1/5/2016).
Salah satu tujuan penataan kawasan Luar Batang ialah untuk mempercantik kawasan sebagai bagian dari upaya menarik wisatawan datang destinasi Sunda Kelapa. Ahok menegaskan pemerintah pemerintah tidak akan menggusur Masjid Jami Keramat Luar Batang, sebaliknya mempercantiknya sebagai destinasi wisata religius.
"Jadi ini nggak akan digusur masjidnya. Tanya nih pak plt wali kota Jakut. Kita bukan mau gusur Kampung Luar Batang, kita mau bereskan membuat tanggul sungai semua. Sekarang saya tanya, saya mau gusur kampung Masjid Luar Batang nggak? Kan nggak, jadi itu cuma isu aja," katanya.
Ahok mengatakan penataan kawasan Luar Batang untuk memanusiakan manusia. Kawasan kumuh selama ini menjadi sarang penyakit bagi masyarakat setempat, terutama tuberculosis.
"Ini bentuk memanusiakan manusia. Terserah mau dibilangnya apa, kita ini penyumbang TBC nomor 2 di dunia loh. Karena apa, tinggalnya di gang-gang sempit. Jadi saya nggak mau ada TBC, karena Jakarta menyumbang 10 persen TBC di dunia. Makanya ini yang mau diperbaiki," kata Ahok.
Proses revitalisasi tak berjalan lancar. Sebagian warga menolak, meski dijanjikan pemerintah disediakan rumah susun. Mengenai adanya warga yang punya sertifikat, pemerintah akan memeriksanya dan kalau mereka bersedia, pemerintah akan membeli lahannya.
Pada Rabu (20/4/2016) lalu, warga berkumpul di tempat parkir Masjid Jami Keramat Luar Batang, untuk menghadiri Rapat Akbar Masyarakat Jakarta terkait rencana revitalisasi yang akan dilakukan Pemprov DKI awal Mei 2016.
Pengacara warga yang juga berhasrat menjadi gubernur Jakarta periode 2017-2022, Yusril Ihza Mahendra, juga hadir. Aktivis Ratna Sarumpaet, Ustadz Bachtiar Natsir, Jenderal (Purn) Joko Santoso juga datang.
Sekretaris Masjid Keramat Luar Batang Daeng Mansur Amin menantang Ahok menerbitkan Surat Keputusan Gubernur untuk membongkar kawasan Luar Batang.