Suara.com - Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Demokrat Dede Yusuf menemui buruh yang tengah aksi untuk memperingati Hari Buruh Internasional di depan gedung DPR, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Minggu (1/5/2006).
Dia langsung didaulat buruh untuk naik ke atas mobil dan berorasi.
Dia menyoroti sejumlah isu, di antaranya menyinggung tentang tenaga kerjaan asing yang terkesan sangat mudah masuk ke Indonesia sehingga mengancam pekerja nasional.
"Tolong bapak menteri (Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri), awasi tenaga kerja asing" kata Dede Yusuf.
Selain menyoroti tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia, Dede Yusuf juga menyoroti BPJS Ketenagakerjaan yang sampai sekarang dia anggap belum memberikan kontribusi yang nyata buat buruh.
Dede Yusuf hanya sekitar lima menit orasi di atas mobil demonstran.
Aksi di depan gedung DPR diikuti sekitar 2.000 buruh dari Serikat Pekerja Nasional dan Federasi Serikat Pekerja Otomotif Indonesia.
Sambil memegang alat pengeras suara, dia menyatakan siap memperjuangkan aspirasi buruh Indonesia.
Mereka juga membawa spanduk dengan tulisan: Indonesia Banyak Orang Pinter Berkedok Investasi Masak Mau Pakai Tenaga Asing" dan "Pak Jokowi Turunkan Harga BBM dan Sembako."
Pertama cabut Peraturan Pemerintah Nomor 78/2015 tenang pengupahan. Kedua, tolak upah murah, naikkan upah minimum 2017 Rp650 ribu, dan stop kriminalisasi buruh serta stop PHK.Aksi hari ini diikuti oleh berbagai organisasi buruh. Dalam pernyataan tertulis Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia Said Iqbal mengatakan ada empat isu yang diusung.
Ketiga, tolak proyek reklamasi dan tolak penggusuran serta tolak RUU tentang Pengampunan Pajak (tax amnesty). Dan keempat, deklarasi ormas buruh dengan nama Rumah Rakyat Indonesia dan ORI.
Selain di Jakarta, buruh juga demo di sejumlah kota besar, seperti Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan. (Leonard Ardy Konay)