Suara.com - Pemerintah negara bagian Bihar, India melarang warganya memasak di siang hari. Mereka yang melanggar akan diancam akan dihukum penjara selama satu tahun, demikian diwartakan The Guardian, Sabtu (30/4/2016).
Kebijakan itu diambil pemerintah setelah lebih dari 300 orang tewas akibat gelombang panas di India. Baru-baru ini lebih dari 80 orang tewas di Bihar akibat sejumlah peristiwa kebakaran yang dipicu suhu panas dan kekeringan.
Insiden terbaru terjadi pekan lalu, ketika 10 anak-anak dan lima orang dewasa tewas setelah api tiba-tiba berkobar di tengah sebuah upacara keagamaan Hindu di Aurangabad, Bihar.
Kini warga diminta memasak hanya pada malam hari. Pemerintah juga melarang ritual keagamaan yang berkaitan dengan api. Mereka yang melanggar, diancam dipenjara selama setahun.
"Ini adalah musim api di Bihar," kata Vyas, seorang pejabat pengendalian bencana di Bihar, "Angin barat yang berembus kencang bisa dengan mudah mengobarkan api, yang dengan cepat menyebar dan memicu kerugian besar."
India memang tengah dilanda gelombang panas yang mematikan. Fenomena cuaca itu mematikan tanaman, membunuh ternak, dan membuat sekitar 330 juta warga negara itu kekurangan air bersih. Sungai, danau, dan bendungan mengering di beberapa wilayah negara bagian Maharastra dan Gujarat.
Pemerintah India memperkirakan hujan baru akan tiba pada Juni.
Setidaknya 300 orang telah tewas akibat suhu panas pada April ini, termasuk 110 orang di negara bagian Orisssa, 137 di Telengana, dan 45 orang di Andhra Pradesh. Di tempat-tempat itu, suhi bisa mencapai 44 derajat Celcius.