Suara.com - Ratusan warga keturunan Tionghoa penghuni rumah susun sewa sederhana Kapuk Muara, Jakarta Utara, demonstrasi di depan gedung Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (29/4/2016). Mereka menolak disuruh angkat kaki dari rusunawa menyusul rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memindahkan warga kawasan Luar Batang, Penjaringan, ke sana, setelah relokasi.
"Kami datang ke sini mau meminta janji Ahok (Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama), yang katanya mau mengganti rusun karena kami diusir," kata Marcel (34) di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (29/4/2016).
Marcel mengatakan dia dan warga keturunan lainnya punya hak untuk tinggal di rusunawa.
Menurut dia kalau warga diminta meninggalkan rusunawa sama artinya mereka menjadi korban penggusuran.
"Kami disuruh meninggalkan Rusun secara terpaksa, tidak ada pemberitahuan sebelumnya," kata Marcel.
Dalam aksi, warga mendesak Ahok untuk membatalkan rencana memindahkan penghuni rusunawa Kapuk Muara. Kalau itu sampai terjadi, kata dia, Ahok telah bertindak sewenang-wenang.
Mereka juga mendesak Presiden Joko Widodo untuk menegur Ahok yang dinilai telah bersikap berlebihan kepada warga.
Dalam aksi, warga membawa berbagai poster berisi protes. Di antaranya poster bertuliskan: "kami jangan dianaktirikan, kami juga cinta NKRI," kemudian, "Ahok manusiakan manusia."